SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kepergian dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, 34, dengan cara tragis akibat dibunuh salah satu tukang di rumahnya menimbulkan kegeraman di kalangan kolega kampusnya.

Bahkan, Rektor UIN Surakarta Mudofir tak sanggup membaca berita tentang kronologi pembunuhan salah satu dosen terbaiknya yang sedang bersiap kuliah S3 ke Inggris itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat Solopos.com mengirimkan tautan berita tentang jumpa pers kronologi pembunuhan Wahyu Dian, Mudofir mengaku tak sanggup membacanya.

“Saya tidak kuat membaca ini,” balas Mudofir melalui pesan Whatsapp kepada Solopos.com, seperti dikutip Minggu (27/8/2023).

Mudofir mengaku mengenal cukup dekat mendiang Wahyu Dian. Meski bergabung sebagai PNS di UIN Surakarta pada tahun 2021, Dian yang alumnus ilmu lingkungan salah satu perguruan tinggi di Australia itu pernah menjadi staf rektorat.

Mudofir mengenang Dian sebagai sosok yang cerdas dan cekatan. Berbagai tugas dilakukan dengan cepat oleh perempuan dosen asal Mataram, Nusa Tenggara Barat itu.

“Korban adalah tim ahli rektorat selama proses CPNS tahun 2021. Dia sangat baik, ramah, santun, dan konseptor yang cerdas. UIN Raden Mas Said merasa sangat kehilangan atas kepergiannya yang begitu cepat,” lanjut profesor di bidang Ilmu Pengkajian Islam itu.

Salah satu kolega Dian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (FEBI), Septin Puji Astuti, senada dengan ungkapan Mudofir.

Menurutnya, Dian merupakan sosok pekerja yang profesional. Selama tiga tahun terakhirnya dirinya berada satu tim dengan Dian dalam berbagai tugas di kampus.

“Dia biasa kerja profesional. Dia benar-benar bisa kerja dalam tim. Ada orang tipe kerja sendirian, tapi dengan dia selalu melengkapi,” tulis Septin dalam tautan di akun Facebook-nya.

Bersama dengan Dian dan beberapa dosen lainnya, Septin sedang mempersiapkan fakultas baru di UIN Surakarta, yakni Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek).

Saat ini sudah ada Program Studi Ilmu Lingkungan yang untuk sementara dititipkan ke Fakultas Ilmu Tarbiyah (FIT) sembari menunggu izin Fakultas Saintek.

“Sementara dititipkan dulu ke FIT. Tahun ini Prodi Ilmu Lingkungan sudah menerima mahasiswa baru,” kata Mudofir.

Sementara itu, kematian menghentikan mimpi Wahyu Dian Silviani, 34, dosen FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta untuk mengejar gelar doktor di Inggris.

Padahal, master ilmu lingkungan dari salah satu kampus di Australia itu sudah menjalani tes bahasa dan mendapat skor tinggi yakni 7,5.

Perempuan asal Mataram, Nusa Tenggara Barat itu mendapat beasiswa S3 program LPDP dari pemerintah.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah (FIT), Baidi, mengaku juga sudah menandatangani aplikasi kuliah Wahyu Dian.

Meski menjadi salah satu dosen di FEBI UIN, almarhumah Wahyu Dian memang sedang menjalani transisi ke FIT UIN karena adanya program studi baru yakni Prodi Ilmu Lingkungan.

“Beliau berkontribusi di prodi baru Ilmu Lingkungan, Semoga jasanya mendapat imbalan dari Allah SWT. Saya bersaksi beliau orang baik. Saya yang tanda tangan aplikasi beliau yang akan kuliah S3 ke Inggris,” tutur Baidi seusai tahlilan untuk Wahyu Dian melalui aplikasi Zoom yang diikuti ratusan dosen, yang dikutip Solopos.com, Kamis (24/8/2023) malam.

Dekan FEBI UIN Surakarta, M. Rahmawan Arifin, membenarkan Wahyu Dian sedang bersiap terbang ke Inggris untuk melanjutkan kuliah S3 di Negeri Ratu Elisabeth itu.

Wahyu bahkan sudah menjalani tes bahasa International English Language Testing System (IELTS) dengan nilai 7,5.

Berdasarkan situs hotcourseabroad.com, skor 7,5 berarti yang bersangkutan adalah pengguna bahasa yang baik dan dapat menangani penggunaan bahasa yang rumit.

Nilai tersebut masuk kategori bagus yang diterima oleh universitas-universitas di luar negeri.

“Almarhumah merupakan dosen terbaik, lulusan Australia, dan sedang persiapan S3 melalui beasiswa LPDP. Beliau sudah menyelesaikan passing grade bahasa dengan nilai 7,5. Sudah pasti lolos itu. Tapi Allah berkehendak lain,” ujarnya.



Di Inggris, Wahyu Dian rencananya mengambil program doktor tentang ilmu lingkungan, bidang yang ia sukai.

Apalagi, Wahyu Dian disiapkan untuk mengelola prodi baru di UIN yang saat ini sudah menerima mahasiswa baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya