Soloraya
Selasa, 14 Februari 2012 - 22:54 WIB

TERSAMBAR PETIR: Sedang Panen, 3 Buruh Tani Tewas Tersambar Petir

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TERSAMBAR PETIR-Jenazah tiga buruh tani yang tewas tersambar petir di lahan persawahan Desa Meger, Kecamatan Ceper, Klaten, Selasa (14/2), dibersihkan dan divisum di ruang jenazah RSI Klaten.(JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso)

TERSAMBAR PETIR --Jenazah tiga buruh tani yang tewas tersambar petir di lahan persawahan Desa Meger, Kecamatan Ceper, Klaten, Selasa (14/2/2012), terlihat di ruang jenazah RSI Klaten.(JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso)

KLATEN – Nasib nahas menimpa tiga buruh tani saat memanen padi di sebuah lahan persawahan di Desa Meger, Kecamatan Ceper, Klaten, Selasa (14/2/2012). Mereka bertiga tewas seketika di tempat mereka memanen padi lantaran tersambar petir.
Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, Selasa petang, dua dari tiga buruh tani yang tewas itu adalah Riyanto, 50, dan Purwanti, 45, keduanya merupakan pasangan suami-istri warga Dusun Kuncen, Desa Kuncen, Kecamatan Ceper, Klaten. Satu orang buruh tani lainnya yang juga tewas dalam peristiwa yang sama adalah Wahyudi, 30, warga Dusun Kuncen, Kecamatan Ceper, Klaten. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu mereka bertiga sedang memanen padi di lahan persawahan milik Sumarni, warga Desa Meger, Kecamatan Ceper, Klaten.

Sementara itu, Giyanto, 33, adik Purwanti, yang juga bersama ketiga korban memanen padi, selamat dari kejadian tersebut. Salah seorang petani yang siang itu berada di sekitar tempat kejadian, Slamet, 59, mengatakan mendung tebal memang menyelimuti kawasan tersebut saat mereka bertiga memanen padi di sawah milik Sumarni.

Dalam kondisi mendung yang semakin tebal, tiba-tiba petir menyambar disertai kilat dan suara menggelegar. Hujan kemudian turun mengguyur bumi. ”Saat itu saya sedang memotongi pohon jagung. Saya lantas pulang karena ada petir dan kemudian disusul hujan,” kata Slamet. Saat melintas di sekitar sawah milik Sumarni, Slamet mengaku penasaran karena ada kerumunan sejumlah orang. Dia kemudian menghampiri kerumunan orang tersebut.

Advertisement

”Saya langsung menghampiri orang-orang itu, ternyata ada tiga orang tersambar petir, mereka tewas di tempat,” jelasnya saat ditemui di ruang jenazah Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten. Melihat kondisi ketiga orang yang tersambar petir itu, Slamet bersama beberapa orang lainnya kemudian membawa mereka ke RSI Klaten menggunakan mobil pikap yang saat itu melintas dan berhasil mereka hentikan.

”Ada dua orang yang selamat dari sambaran petir itu, yakni Giyanto dan salah seorang lainnya langsung pulang setelah tadi membawa ketiga jenazah korban ke sini ,” tambahnya. Giyanto mengatakan tak mengenal satu orang itu.
Kondisi tubuh mereka bertiga mengalami luka bakar. Jenazah Wahyudi tampak gosong di beberapa bagian tubuh. Rambut serta punggung Wahyudi mengalami luka bakar.

Sementara itu, Giyanto duduk sambil menangis di depan ruang jenazah RSI Klaten. Mendengar informasi kejadian tersebut, Kapolsek Ceper, AKP Sugeng Handoko, bersama tim identifikasi dari Polres Klaten datang ke RSI Klaten.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif