TERSAMBAR PETIR: Sedang Panen Cabai, Petani Tewas Tersambar Petir

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah satu tetangga korban, Widodo, 40, mengatakan sejak siang keduanya pergi ke ladang cabai. Sekitar pukul 15.30 WIB, keduanya selesai memanen cabai. Sumanto mengangkat cabai yang telah dipanen, ke tepi jalan. Sedangkan Siti menunggu sembari berteduh di gubuk tengah ladang. Saat itu hujan turun lebat.

Tak berapa lama, kata Widodo, sebagaimana dituturkan oleh Sumanto, suami korban mendengar suara petir menyambar sangat keras. Ia pun spontan menghampiri istrinya yang berteduh di gubuk. Ia sangat terpukul begitu melihat istrinya tersambar petir. Ia pun meminta pertolongan kepada orang-orang yang masih berada di ladang. “Mobil yang kebetulan melintas di jalan tersebut lalu disetop. Korban lalu dilarikan ke Rumah Sakit Ja’far Medika, Munggur, Mojogedang,” ujar Widodo, saat ditemui wartawan di rumah duka, Dusun Jenggrik RT 002/RW 005, Desa Buntar, Kecamatan Mojogedang.

Sesampainya di RS, imbuh Widodo, korban sempat diperiksa. Namun saat diperiksa itu, ternyata korban sudah tidak bernyawa. Punggung Siti, ungkapnya, terlihat gosong dan menghitam. Sementara bagian tubuh yang lain tidak ada yang gosong. Kemungkinan, kata dia, Siti meninggal dunia saat perjalanan menuju ke RS. Begitu mengetahui korban sudah meninggal, Sumanto yang juga Ketua Gapoktan Ngudi Makmur Desa Buntar itu langsung membawa jenazah istrinya itu pulang ke rumah. Jenazah Siti tiba di rumah duka sekira pukul 16.30 WIB.

Sejumlah kerabat dan tetangga pun berdatangan untuk membantu. Saat itu juga, tambah Widodo, jenazah korban langsung dimandikan dan dishalatkan di masjid dekat rumah korban. Jenazah Siti dimakamkan malam ini juga.

JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi