SOLOPOS.COM - Damilah, 63, bakul beras asal Sumengko, Sragen Kota, Sragen, berdialog dengan pelanggan di kiosnya di Pasar Bunder Sragen, Sabtu (2/9/2023). Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Harga beras di Pasar Bunder Sragen melambung Rp1.500-Rp2.000 per kg pada musim kemarau ini lantaran tidak ada petani yang panen. Harga beras premium tembus sampai harga Rp14.000/kg dan beras medium tembus Rp12.000/kg. Harga tersebut merupakan harga tertinggi dalam sejarah perberasan di Pasar Bunder Sragen.

Seorang pedagang beras Pasar Bunder Sragen, Cantika, 24, saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (2/9/2023), menyampaikan harga beras jenis IR-64 medium naik dari harga Rp10.000/kg menjadi Rp12.000/kg dan IR-64 premium naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp14.000/kg.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kemudian harga beras mentik, kata dia, naik dari Rp13.000/kg menjadi Rp15.000/kg. Lalu beras bramo naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp14.000/kg. Beras dari Delanggu Klaten itu, ujar dia, bisa sampai Rp15.000/kg dan beras rajalele sampai Rp16.000/kg.

“Kenaikannya rata-rata Rp2.000/kg. Naiknya harga beras itu terjadi sejak dua pekan terakhir karena sudah tidak ada petani yang panen. Saya biasa kulakannya ke petani di seputaran Sragen. Sepanjang sejarah jualan di Pasar Bunder ini yang paling tinggi ya harga sekarang. Dulu ibu yang jualan selama 30 tahun dan sekarang saya yang melanjutkan jualan,” ujar bakul beras asal Sidomulyo, Sragen Wetan, Sragen.

Dia mengatakan tingginya harga beras itu berpengaruh pada pembeli tetapi daya belinya tidak turun. Dia mengatakan saat harga beras naik daya beli tinggi karena tidak ada barang. Dia menjelaskan saat harga murah warga masih memiliki stok beras banyak sehingga jarang beli beras ke pasar. “Dalam sehari biasanya bisa jual sampai 2 ton beras. Pelanggannya rata-rata rumah tangga.

Bakul beras lainnya di Pasar Bunder Sragen, Darmilah, 63, mengatakan harga beras jenis IR 64 naik dari Rp10.000-Rp10.500/kg menjadi Rp12.000/kg. Dia melanjutkan beras jenis mentik juga naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp13.500/kg dan bera bramo naik dari Rp11.000/kg menjadi Rp13.000/kg. Kalau yang sudah polesan untuk bramo, kata dia, dari Rp13.000/kg menjadi Rp14.000/kg.

“Naiknya sekitar sebulan lalu. Gabah-gabah di desa-desa sudah tidak ada karena yang panen tidak ada. Saya harus mencari beras ke selepan di wilayah Kerjo, Batu Jamus, Botok. Padi-padi yang panen itu sudah dibeli penebas. Ya, baru ini harga beras tinggi sepanjang saya jualan di Pasar Bunder sejak 1980,” ujarnya.

Darmilah mengatakan tingginya harga beras berpengaruh pada daya beli masyarakat yang turun. Dia mengaku biasanya bisa jual 1 ton sekarang tinggal jual 6-7 kuintal per hari. Dia mengatakan turunnya hampir separuh. “Para pembeli juga mengeluh dengan harga tinggi itu. Saya juga mengambil untung yang mepet untuk mempertahankan pelanggan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya