Soloraya
Kamis, 24 November 2022 - 23:36 WIB

Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Paranggupito Wonogiri Kerap Dilanda Banjir

Muhammad Diky Praditia  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan relawan sedang bekerja mencari mulut luweng yang tersumbat di Dusun Sawit, Desa/Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Kondisi itu menyebabkan Dusun Sawit dan Ngasem kerap dilanda banjir saat hujan deras. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI – Luweng di Dusun Sawit, Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, masih tersumbat sejak beberapa hari terakhir. Kondisi itu menyebabkan wilayah setempat kerap dilanda banjir tiap kali hujan deras dengan durasi lebih dari dua jam.

Pantauan Solopos.com di Dusun Sawit, Rabu (23/11/2022), warga dan sejumlah sukarelawan tengah bekerja mencari mulut luweng yang tersumbat. Lokasi luweng berada di tengah-tengah pemukiman warga sawit. Lebar lubang luweng lebih kurang enam meter dengan kedalaman pencarian mulut luweng sekitar enam meter.

Advertisement

Lubang luweng sebesar itu memutus akses jalan dusun berstruktur beton. Saat ini jalan tersebut sudah tidak dapat dilalui lagi. Pemdes telah mengubah jalur dan membangun jalan lain yang jauh dari mulut luweng.

Kepala Desa Paranggupito, Dwi Hartono, mengatakan luweng di Dusun Sawit sudah tersumbat selama beberapa pekan terakhir. Hal itu yang menyebabkan Dusun Sawit dan Ngasem, Desa Paranggupito menjadi langganan banjir saat hujan lebat dengan durasi lebih dari dua jam. Luweng berfungsi sebagai saluran pembuangan air.

Advertisement

Kepala Desa Paranggupito, Dwi Hartono, mengatakan luweng di Dusun Sawit sudah tersumbat selama beberapa pekan terakhir. Hal itu yang menyebabkan Dusun Sawit dan Ngasem, Desa Paranggupito menjadi langganan banjir saat hujan lebat dengan durasi lebih dari dua jam. Luweng berfungsi sebagai saluran pembuangan air.

Pengerjaan pencarian mulut luweng yang tersumbat sudah berjalan sepekan. Namun hingga Rabu malam, mulut luweng itu belum kunjung ditemukan. Proses pencarian mulut luweng masih terus dilakukan dan dilanjutkan keesokan hari sampai mulut luweng ditemukan.

Baca Juga: Pascakecelakaan Nguntoronadi, Warga Kulurejo Diimbau Tak Lakukan Tilik Bersama

Advertisement

Menurut Dwi, lubang luweng bisa hilang lantaran tertutup atau tersumbat guguran tanah, batu, bahkan sampah. Hal itu dimaklumi, sebab di Dusun Sawit diyakini terdapat sungai bawah tanah yang bermula di Banyu Tawa yang ini dimanfaatkan sebagai sumur bor. 

Kondisi itu pula yang menyebabkan beberapa tembok rumah warga banyak yang retak. Sebab struktur tanah di Dusun Sawit tidak stabil dan sering ambles. Beberapa mulut luweng berada di dekat rumah warga. 

Semula ada empat luweng di Dusun Sawit, namun belum lama ini satu lubang luweng muncul di halaman rumah warga tidak jauh dari lubang luweng yang tersumbat.

Advertisement

Baca Juga: Pantai Sembukan, Hidden Gem di Paranggupito Wonogiri yang Cocok Buat Healing

“Warga, kalau mau direlokasi juga tidak mudah. Mereka sudah lama menetap di sini. Selain itu, tentu juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jadi sementara kami bakal tetap di sini. Kami berusaha semaksimal mungkin bisa menemukan mulut luweng yang tersumbat itu biar tidak banjir lagi,” ujarnya

Camat Paranggupito kepada Solopos.com, Catur Susilo Prono, Kamis (24/11/2022) menyampaikan belum lama ini beberapa mulut di Paranggupito sempat hilang dan tersumbat. Hal itu menyebabkan banjir dengan skala cukup besar beberapa waktu lalu. Sekarang beberapa luweng yang tersumbat sudah berhasil diatasi. 

Advertisement

Terakhir, mulut luweng yang berhasil dibersihkan dari sumbatan berada di Dusun Ngasem, Desa Paranggupito. Saat ini masih ada mulut luweng yang masih tersumbat dan masih dilakukan proses pencarian saluran, di Dusun Sawit, oleh warga dan relawan kebencanaan dari beberapa wilayah seperti Paranggupito dan Pracimantoro.

“Anggaran untuk itu [proses pencarian mulut luweng tersumbat], menggandakan dana mitigasi bencana APBDes. Bencana banjir yang besar kemarin, itu baru terjadi setelah terakhir kali pada 2000-an silam. Biasanya tidak sampai separah itu. Apalagi di sini jarang terjadi hujan yang sangat lebat dengan durasi lama,” kata Catur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif