Soloraya
Jumat, 4 Juni 2021 - 17:15 WIB

Tes Swab 19 Warga Sragen yang Jemput dan Mandikan Jenazah Covid-19 Dikawal Polisi dan TNI

Muh Khodiq Duhri  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes swab Covid-19. (Reuters/Lim Huey Teng)

Solopos.com, SRAGEN -- Aparat Polsek dan Koramil Gemolong, Sragen, mengawal proses tes swab kepada 19 warga Desa Brangkal, Sragen, yang terlibat dalam penjemputan dan pemandian jenazah Covid-19 pada Rabu (2/6/2021) malam.

Tes swab untuk 19 warga itu digelar di Puskesmas Gemolong I pada Jumat (4/6/2021). Pengawalan oleh polisi dan TNI itu dilakukan karena sebelumnya keluarga ahli waris merasa tidak percaya keterangan RS Kasih Ibu yang menyebutkan jenazah PW terkonfirmasi positif corona.

Advertisement

“Kita kawal dengan mobil patroli sejak warga berangkat dari rumah menuju puskesmas. Tidak ada penolakan dari warga. Semua mau di-swab. Kegiatan berjalan lancar, aman dan terkendali,” ujar Kapolsek Gemolong, AKP I Ketut Putra, kepada Solopos.com.

Baca Juga: Puskesmas Widarijaksa Pati Ditutup, Nakes Terpapar Covid

Advertisement

Baca Juga: Puskesmas Widarijaksa Pati Ditutup, Nakes Terpapar Covid

Warga menjalani swab polymerase chain reaction (PCR) sehingga hasilnya tidak diketahui saat itu juga. Sampel swab PCR dari 19 warga itu selanjutnya dikirim ke Laboratorium RSUD dr. Moewardi Solo. Bila tidak ada halangan, hasil dari swab PCR itu baru diketahui pada Senin (7/6/2021).

“Selama hasil swab PCR belum diketahui, kami meminta warga menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ucap Kapolsek.

Advertisement

Setelah dilakukan pendataan, jumlah warga Desa Brangkal Sragen yang diharuskan menjalani tes swab PCR hanya 19 orang. Mereka diketahui pernah berkontak erat dengan jenazah mulai dari proses penjemputan dari rumah sakit, pemandian di rumah duka hingga yang beraktivitas di rumah duka sebelum jenazah dimakamkan.

“Sejak Rabu malam, kami sudah meminta mereka untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mudah-mudahan semua hasil swab negatif,” ujar Suratmin.

Sebelumnya diberitakan, kabar penjemputan dan pemandian jenazah positif Covid-19 oleh keluarga yang menjadi ahli waris tersebut sudah didengar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Dia menilai ada kesalahpahaman dari keluarga ahli waris yang merasa tidak percaya bila jenazah terkonfirmasi positif corona. Ahli waris kemudian memilih menjemput jenazah itu dari RS Kasih Ibu Solo lalu memandikannya sendiri di rumah duka.

Advertisement

“Jenazah itu sudah telanjur dimandikan oleh keluarganya. Bukan tetangga. Para tetangga dan pengurus RT sudah tahu bila jenazah itu positif Covid-19 sehingga mereka tidak datang ke rumah duka untuk melayat,” ujar Bupati Sragen saat ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Sambirejo, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga: 4 Negara dengan Suporter Terseksi di Piala Eropa

Sedianya, jasad PW akan dimakamkan pada Kamis oleh keluarga atau ahli waris. Namun, Satgas Penanggulangan Covid-19 di Kecamatan Gemolong meminta jenazah segera dimakamkan pada Kamis dini hari dengan protokol kesehatan.

Advertisement

Langkah itu dilakukan setelah Satgas Penanggulangan Covid-19 Gemolong mendapat konfirmasi dari RS Kasih Ibu yang menjelaskan jenazah tersebut positif corona. Sebagai langkah antisipasi, semua warga yang terlibat dalam proses penjemputan dan pemandian jenazah itu diminta mengikuti tes swab pada Jumat (7/6/2021).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif