SOLOPOS.COM - Petani dari Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengolah urin hewan ternak, empon-empon dan buah menjadi pupuk cair organik pada Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kampanye penggunaan pupuk organik sudah dilakukan pemerintah sejak lama. Namun, hingga kini belum banyak petani yang mau meninggalkan pupuk kimia untuk sepenuhnya beralih ke pupuk organik.

Di antara tak banyak petani yang mulai beralih menggunakan pupuk organik adalah belasan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar. Setelah dua tahun menggunakan pupuk organik, mereka kini merasakan banyak manfaatnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Di awal beralih dari pupuk kimia ke organik memang tidak mudah. Dulu hasil panen jeblok 50%. Tapi sekaramg alhamdulillah baik sekali,” kata Yanto, 56, anggota Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko, Rabu (11/6/2022).

Jika dibanding dengan pupuk pabrikan, dia mengaku biaya menggunakan pupuk organik jauh lebih murah. “Saya bisa ngirit Rp600.000-an sekali tanam untuk lahan 1.000 meter memakai pupuk cair organik,” sambungnya.

Selain irit biaya produksi, dia mengatakan hasil panen yang didapat jauh lebih baik dan sehat untuk dikonsumsi. Tanaman padi miliknya juga aman dari serangan hama seperti tikus, keong, dan lainnya.

Baca Juga: 2 Tahun Petani Jatisuko Tinggalkan Pupuk Kimia, Hasilnya Luar Biasa

Kepala Desa (Kades) Jatisuko, Sugeng Riyanto, mengatakan ada belasan petani yang sudah meninggalkan pupuk kimia. Kini, penggunaan pupuk organik terus dikembangkan kepada petani lain.

“Saat ini baru Kelompok Tani Manunggal Desa yang sudah menggunakan pupuk organik 100 persen. Dan hasilnya sangat memuaskan dibanding menggunakan pupuk kimia atau pabrikan,” kata dia ketika dijumpai Solopos.com, Rabu.

Sugeng mengungkapkan Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko membuat pupuk cair organik hasil dari fermentasi campuran urin ternak, empon-empon serta buah-buahan. Pembuatan pupuk cair organik dimulai sejak akhir 2020 lalu.

Baca Juga: Intip Cara Bikin Pupuk Organik ala Petani Jono Sragen di Sini…

Sudah tujuh kali masa tanam mereka menggunakan pupuk organik cair. Rata-rata anggota kelompok tani ini memiliki awal seluas sekitar 3.000-5.000 meter persegi.

“Mayoritas bahan baku diperoleh dari lahan pekarangan anggota kelompok tani di antaranya urin kambing, sapi, kelinci, empon-empon. Lalu buah seperti pepaya, pisang, air kelapa, bonggol pisang, rebung bambu, dan abu dapur,” katanya.

Pupuk organik juga bisa digunakan untuk pembenahan tanah, penyuburan tanaman, dan pestisida. Pupuk tersebut biasanya disemprotkan ke lahan persawahan setiap satu sepekan sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya