Soloraya
Rabu, 29 Juni 2022 - 20:45 WIB

Tetap Asyik Naik Bus Bumel di Wonogiri

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perusahaan Otobus (PO) Raya saat berhenti di perempatan Gudang Seng untuk mencari penumpang yang akan naik dengan jurusan akhir Terminal Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Rabu (29/6/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M)

Solopos.com, WONOGIRI — Banyak bus bumel trayek Solo-Wonogiri yang enggan beroperasi lagi pascapandemi Covid-19. Hal tersebut membuat jadwal kedatangan bus di setiap pemberhentiannya berjarak lebih lama dari biasanya.

Imbasnya, penumpang bus bumel yang masih setia dan rutin naik bus bumel mesti menunggu lebih lama dari biasanya pula.

Advertisement

Di antaranya dikisahkan seorang pegawai pemerintahan di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Wiwin. Setiap hari kerja, Senin-Jumat, Wiwin selalu berangkat ke kantornya di Slogohimo menumpang bus bumel jurusan akhir Purwantoro.

Aktivitasnya sebelum naik bus ialah menunggu di area depan Terminal Minibus Shelter Wonogiri, setiap pukul 06.00 WIB. Setelah itu, ia pulang dari Slogohimo ke Wonogiri menaiki bus bumel berjenis sama, yakni dari Perusahaan Otobus (PO) Gunung Mulia.

Advertisement

Aktivitasnya sebelum naik bus ialah menunggu di area depan Terminal Minibus Shelter Wonogiri, setiap pukul 06.00 WIB. Setelah itu, ia pulang dari Slogohimo ke Wonogiri menaiki bus bumel berjenis sama, yakni dari Perusahaan Otobus (PO) Gunung Mulia.

Wiwin bercerita, sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia bisa berangkat 15-30 menit lebih siang. Tapi, dengan kondisi jumlah bus yang lebih sedikit seperti sekarang, membuat Wiwin takut ketinggalan armada lalu telat masuk kerja.

Baca Juga: Nasib Tragis Bus Bumel Solo-Jogja: Jadi Rongsokan, Dijual Kiloan

Advertisement

Wiwin adalah satu dari sekian orang yang menunggu kedatangan bus bumel di Shelter Bus Wonogiri. Ia mengaku menjadi penumpang rutin bus bumel sejak 2009.

Padahal, ia telah memiliki kendaraan dinas sendiri. Diketahui, alasannya tetap memilih bus bumel ialah karena saat perjalanan bisa tidur di dalam bus. Ia juga tak menyoalkan tarif bus yang biasa dinaikinya, yakni senilai Rp10.000.

“Kalau pakai kendaraan sendiri capek, jauh soalnya. Jika naik bus bisa sambil tidur dan lebih nyaman saja. Apalagi sekarang bus bumel Gunung Mulia itu sudah ada AC-nya [Air Conditioner] dan bebas dari asap rokok. Terus terang, saya enggak suka kalau ada penumpang di dalam bus yang merokok,” kata dia.

Advertisement

Baca Juga: Kisah Wong Wonogiri Pilih Sopir Bus Bumel daripada Jadi Pegawai

Pantauan Solopos.com, Rabu pagi, bus bumel di Terminal Minibus Shelter Wonogiri mayoritas mengangkut pekerja pulang-pergi dari Kecamatan Wonogiri ke bagian timur Kabupaten Wonogiri.

Pemandangan berbeda tampak di perempatan Gudang Seng, Kabupaten Wonogiri. Tempat itu menjadi ngetem-nya bus bumel dengan jurusan akhir Terminal Pracimantor atau bagian selatan Kabupaten Wonogiri.

Advertisement

Tipe penumpangnya pun berbeda, sebagian berstatus pekerja dan sebagian lainnya bertujuan pulang atau sekadar berkunjung ke kampung halaman.

Penumpang bus bumel lainnya, Joko. Yang bersangkutan bersama anak dan istrinya jauh-jauh dari Surabaya pulang ke kampung halaman di Eromoko dengan menaiki bus bumel milik PO Raya. Selama pandemi Covid-19, ia tak bisa pulang ke kampung halaman.

Baca Juga: Masih Bertahan, Bus Bumel Solo-Jogja Setia Layani Penumpang Lajon

“Kami dari Surabaya naik bus, turun di Terminal Krisak [Terminal Tipe A Giriadipura], Wonogiri. Setelah itu naik bus bumel dari Terminal Krisak dengan jurusan akhir Pracimantoro. Dulu, setiap pulang kampung juga naik bus bumel,” kata Joko saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Joko mengatakan tak ada pilihan transportasi lain dengan jarak terminal ke rumah mencapai puluhan kilometer. Meski kondisi bus tak ber-AC, menurutnya tetap nyaman.

Hal senada juga disampaikan warga asal Kecamatan Wonogiri yang menunggu bus bumel jurusan Pracimantoro, Wursiyah.

Rabu pagi sekitar pukul 05.45 WIB, ia menunggu di perempatan Gudang Seng pergi ke tujuan akhir di Kabupaten Gunung Kidul. Ia harus naik bus dari Wonogiri ke Pracimantoro lalu oper ke bus tujuan Gunung Kidul. Hal itu dilakukannya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Ratapan Kru Bus Bumel Jurusan Solo-Wonogiri yang Tergilas Roda Zaman

Selama itu pula, ia mengaku tak ada pengalaman buruk selama naik bus bumel.

“Nyaman-nyaman saja, sopirnya juga mengendarai dengan aman. Enggak ada masalah,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif