Soloraya
Rabu, 3 April 2024 - 20:05 WIB

THR Ratusan Miliar Rupiah Beredar di Wonogiri, Dongkrak Perekonomian Daerah

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memilih jajanan Lebaran di Toserba Baru Wonogiri, Rabu (3/4/2024). Menjelang Lebaran, pengunjung pasar swalan itu meningakat lebih dari 50% dibandingkan hari biasa. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Uang tunjangan hari raya alias THR bagi buruh dan aparatur sipil negara (ASN) yang nilainya diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah beredar dan turut menggerakkan perekonomian di Wonogiri menjelang Lebaran 2024.

Sektor makanan dan minuman paling banyak kecipratan berkah dari THR tersebut. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Wonogiri mencatat setidaknya ada 29.079 karyawan dari 490 perusahaan di Wonogiri yang berhak mendapat THR.

Advertisement

Sebagian besar karyawan itu bekerja di 43 perusahaan skala besar yang bergerak di sektor tekstil dan rumah sakit. Potensi nilai total THR yang mereka terima mencapai Rp59,5 miliar. Hal itu dengan asumsi setiap pekerja mendapatkan THR senilai satu kali gaji yang setara Upah Minimum Kabupaten (UMK) Wonogiri senilai Rp2.047.500.

Sementara itu, berdasarkan laporan realisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Wonogiri, THR yang disalurkan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Wonogiri mencapai Rp62,2 miliar. Perincian THR itu untuk PNS sebanyak 7.482 orang senilai total Rp38,9 miliar dan PPPK sebanyak 3.619 orang senilai Rp13,6 miliar.

THR bagi ASN diberikan pada Kamis (28/3/2024). Sedangkan THR bagi karyawan perusahaan paling lambat diterima pada Rabu (3/4/2024). Dengan begitu, setidaknya ada Rp121,7 miliar THR yang diterima masyarakat Wonogiri.

Advertisement

Salah satu ASN Pemkab Wonogiri, Nurdiyatmi, mengatakan tidak begitu ketat dalam mengalokasikan uang THR yang dia terima. Namun, sebagian besar dikeluarkan untuk membeli makanan dan minuman keperluan Ramadan dan Lebaran. Perempuan setengah baya itu mengaku banyak membelanjakan uang THR di pasar swalayan di Wonogiri.

Belanja Makanan

Dia juga mengalokasikan 2,5% dari uang THR untuk bersedekah kepada orang kurang mampu di sekitar rumah seperti janda tua. Sisanya, digunakan untuk memberi angpao kepada anak-cucu dan kerabat. Alokasi uang THR yang dibelanjakan untuk pakaian cukup minim. Terlebih saat ini anak-anaknya sudah menikah dan berkeluarga semua.

”Paling banyak ya buat belanja kebutuhan makanan, camilan, buat keperluan puasa dan Lebaran. Kalau saya belinya masih di Wonogiri saja, di Baru [Toserba Baru] misalnya,” kata Nurdiyatmi saat ditemui Solopos.com di kantornya.

Advertisement

Salah satu guru PPPK Wonogiri, Desti Karuniawati, mengatakan sudah mengatur secara ketat uang THR yang dia terima. Perempuan 29 tahun itu mengaku mengalokasikan uang Rp1 juta untuk membeli parsel berisi jajanan Lebaran untuk dibagikan kepada teman dan kerabat.

Selanjutnya untuk belanja jajanan dan makanan Lebaran dia menganggarkan Rp1 juta juga dari THR yang diterima lebih dari Rp3 juta. Sedangkan untuk keperluan pakaian, dia hanya mengalokasikan Rp500.000. Dia juga mengalokasikan 2,5% untuk zakat.

“Sisanya buat ditabung dan beberapa untuk diberikan kepada anak-anak, keponakan, dan kerabat-kerabat. Untuk tabungan, paling sisa sekitar Rp300.000-an. Yang jelas, kalau saya, uangnya lebih banyak buat beli makanan, termasuk minuman di dalamnya,” jelas Desti.

Tidak seperti Nurdiyatmi, Desti lebih banyak membelanjakan uangnya itu di lokapasar. Hanya 20% dari total uang THR yang dibelanjakan itu digunakan untuk membeli barang secara luring di warung-warung di Wonogiri. Tak tanggung-tanggung, dia menggunakan tiga aplikasi lokapasar sekaligus untuk belanja parsel, makanan Lebaran, dan pakaian.

Pengunjung Toserba Melonjak

”Tapi ada satu aplikasi, walaupun beli secara online, barangnya tetap dari Wonogiri, itu aku pakai Alfagift. Jadi beli di minimarket sini, tetapi diantar ke rumah. Aku pakai itu karena mengejar diskon,” ujarnya.

Manajer Toserba Baru Wonogiri, Tanto, menerangkan tingkat penjualan di toserbanya meningkat cukup signifikan mulai pekan terakhir Maret 2024. Dia berasumsi kenaikan yang mencapai 50%-60% itu tidak lepas dari pencairan THR para pegawai.

“Kalau hari normal, hitungan kasar saya, ada sekitar 2.000 pengunjung per hari. Kalau hari-hari terakhir ini, saya kira kalau ada 3.000-4.000 pengunjung. Kenaikan jumlah pengunjungnya memang sudah mulai terasa,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Toserba Baru, Rabu sore.

Dia memaparkan sebagian besar konsumen yang datang ke Toserba Baru banyak berbelanja makanan baik makanan Lebaran maupun pangan kebutuhan sehari-hari. Sekitar 70% pendapatan Toserba Baru disumbang dari penjualan makanan dan kebutuhan rumah tangga.

Padahal sebagian makanan mengalami kenaikan harga. Sementara 30% lainnya dari pakaian. Peningkatan penjualan saat musim pencarian THR juga dirasakan pedagang pangan beras di Pasar Wonogiri, Tini Tomo.

Dia mengungkapkan selama sepekan terakhir ini rata-rata dia bisa menjual 5 ton beras per hari. Padahal biasanya hanya mampu menjual maksimal tiga ton per hari.

Tingkat Inflasi

“Kalau jumlah pembelinya sebenarnya tidak terlalu meningkat, tetapi mereka porsi beli mereka bertambah. Kebanyakan mereka beli selain untuk konsumsi selama Ramadan dan Lebaran, juga untuk keperluan zakat,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri, Rahmad Iswanto, menerangkan tingkat inflasi month on month Februari-Maret di Wonogiri mencapai 0,69%. Sedangkan inflasi secara year on year sebesar 3,88% atau melebihi batas inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia yang sebesar 2,5 plus-minus satu poin.

Secara bulanan, sektor makanan dan minuman paling banyak terjadi inflasi yaitu sebesar 1,73% dengan andil inflasi secara umum sebanyak 0,58%. Telur ayam, beras, dan daging ayam paling banyak memberikan inflasi secara bulanan pada Maret 2024.

Menurut Rahmad, inflasi pada April 2024 ini berpotensi naik cukup tinggi karena pengaruh Lebaran. Peredaran uang THR ditambah kedatangan ribuan pemudik memungkinkan inflasi di Wonogiri meningkat pada bulan ini.

”Ini yang perlu diantisipasi pemangku kebijakan. Jangan sampai distribusi pangan di Wonogiri ini terganggu sehingga malah mengganggu pertumbuhan ekonomi. Tetapi selama inflasi masih di bawah tiga persen, saya kira masih aman,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif