Soloraya
Senin, 31 Agustus 2020 - 06:00 WIB

Tiap Hari Ada Penambahan Kasus Covid-19 Di Solo, Bed Isolasi Hanya Terisi 25%

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan pasien Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SOLO -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo hampir setiap hari mencatat penambahan kasus konfirmasi positif dari kalangan masyarakat umum.

Kendati begitu, hanya 25 persen dari seluruh bed isolasi di rumah sakit yang terisi pasien. Dari 286 bed yang tersedia di 16 rumah sakit Solo, hanya 70 bed yang dihuni pasien.

Advertisement

Hingga Minggu (30/8/2020), jumlah kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 tercatat sebanyak 376 orang. Tambahan terakhir pada Sabtu-Minggu (29-30/8/2020) sebanyak empat warga yang tertular virus SARS CoV-2.

Waduh! DKK Catat Tingkat Kematian Covid-19 Solo Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Advertisement

Waduh! DKK Catat Tingkat Kematian Covid-19 Solo Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Penambahan empat kasus Covid-19 di Solo pada Sabtu dan Minggu itu berasal dari Laweyan, Pajang, Sumber, dan Mojosongo. Perinciannya, pria umur 57 tahun asal Kelurahan Sumber, perempuan umur 31 tahun asal Kelurahan Mojosongo, pria 53 tahun asal Kelurahan Laweyan, dan pria 45 tahun asal Kelurahan Pajang.

“Tiga kasus disumbang dari pasien suspek yang naik kelas, dan satunya warga yang uji swab mandiri,” kata Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (30/8/2020).

Advertisement

1.082 Orang Ikut Tes SKB Seleksi CPNS Solo 17-20 September, Catat Lokasinya!

18 Orang Dirawat

Dengan penambahan kasus positif Covid-19 Solo yang terjadi hampir setiap hari, ada 18 pasien yang saat ini masih yang dirawat inap. Mereka tersebar di sejumlah rumah sakit yang menyediakan kamar isolasi.

“Kalau warga Solo yang dirawat hanya 18 orang, sedangkan totalnya ada 70 pasien yang dirawat di Solo. Sebanyak 52 pasien itu merupakan rujukan dari daerah lain,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (30/8/2020).

Advertisement

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan pasien asimtomatik atau tanpa gejala diperbolehkan menjalani karantina mandiri di rumah dengan pengawasan ketat dari DKK.

Warga Sukoharjo Sudah Boleh Gelar Hajatan Hingga Dangdutan Loh, Tapi Ada Syaratnya

Hal itu sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi Ke-5 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada bulan lalu. Dalam pedoman tersebut dijelaskan, pasien konfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala hanya perlu karantina selama 14 hari.

Advertisement

Isolasi baru dibutuhkan jika kontak pasien itu mengalami gangguan kesehatan selama pemantauan atau karantina mandiri. Ning menyebut penambahan harian kasus positif Covid-19 di Solo umumnya dari pasien suspek yang naik kelas, hasil tracing, atau masyarakat yang uji swab mandiri.

"Nah, kalau pasien suspek naik kelas jelas dirawat inap di RS, sedangkan yang hasil tracing dan uji swab mandiri ini kalau asimtomatik diperbolehkan isolasi mandiri,” kata dia.

Masih Shock! Keluarga Malah Diterpa Hoaks Handa Korban Pembunuhan Duwet Sukoharjo Tengah Hamil

Pemburukan Tiba-Tiba

Meskipun boleh menjalani isolasi mandiri, DKK tetap mengkhawatirkan kondisi pasien asimtomatik tersebut. Tidak sedikit pasien asimtomatik yang mengalami pemburukan tiba-tiba. Mereka bisa mengalami hipoksia atau saturasi oksigen yang rendah.

Akibatnya, pasien mengalami sesak napas. Area paru-paru pasien memiliki ventilasi cukup normal. Tetapi ada penyakit yang menyebabkan kadar oksigen mereka berada dalam level rendah.

“Makanya saya minta yang asimtomatik tetap waspada dan terus melaporkan kondisinya kepada petugas kesehatan meski karantina mandiri di rumah,” ucap Ning.

Mancing Gratis Hingga Potong Rambut Anti-Covid-19, Pendukung Gibran Cawali Solo Ramai-Ramai Gelar Aksi

Di sisi lain, Satgas Penanganan Covid-19 Solo mencatat penambahan dua kematian sekaligus pada pasien positif akhir pekan ini. Dari kumulatif kematian 15 orang pada Sabtu bertambah menjadi 17 orang pada Minggu.

Dua pasien yang meninggal itu satunya pria umur 67 tahun asal Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon. Pasien ini memiliki komorbid penyakit jantung.

Sedangkan satunya pria berusia 48 tahun asal Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan. Pasien ini punya komorbid diabetes melitus (DM). Mereka sebelumnya adalah pasien suspek yang naik kelas jadi kasus konfirmasi kemudian meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif