SOLOPOS.COM - Sejumlah calon penumpang menunggu untuk naik BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri di halte Terminal Tipe C Wonogiri, Senin (21/8/2023). (Solopos/Maymunah Nasution)

Solopos.com, WONOGIRI — Tingkat keterisian atau load factor penumpang Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri menurun sejak layanan transportasi umum itu mulai berbayar, Senin (14/8/2023).

Penurunan itu dihitung dari load factor armada BRT Trans Jateng dari kedua titik keberangkatan. Petugas timer BRT Trans Jateng di Wonogiri, Didit Tri Wiranto, mengatakan load factor layanan transportasi umum tersebut turun sekitar 55%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Waktu masih gratis load factornya mencapai 130%, kalau sekarang sudah berbayar hanya 73%-75% dari Wonogiri ke Solo maupun sebaliknya,” ujar Didit saat ditemui Solopos.com di halte BRT Terminal Tipe C Wonogiri, Senin (21/8/2023).

Load factor tersebut masih memenuhi target BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri yang dipatok 70%. Didit juga mengakui saat gratis, layanan BRT Trans Jateng mengalami overload, tetapi tetap melayani semua penumpang.

Menurutnya, meskipun load factor penumpang BRT Trans Jateng mengalami penurunan, masyarakat tetap menikmati transportasi umum tersebut. Didit menjelaskan load factor tertinggi BRT Trans Jateng saat sudah berbayar yakni ketika HUT ke-78 RI dan hari Minggu (20/8/2023).

Saat itu penumpang sampai antre hingga memenuhi kapasitas empat unit armada BRT Trans Jateng. Menurutnya, jam pemberangkatan yang paling diminati masyarakat Wonogiri adalah pukul 09.00 WIB.

Didit menjelaskan layanan transportasi BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri menerapkan skema buy the service (BTS) oleh pemerintah sehingga biaya layanannya tetap murah yaitu Rp4.000 untuk umum, dan Rp2.000 bagi pelajar, buruh, dan veteran.

Murahnya layanan BRT Trans Jateng juga diakui salah satu penumpang dari Wonogiri, Assyahro Ayu Pertiwi. Mahasiswi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Solo tersebut rutin menggunakan layanan BRT Trans Jateng sejak diresmikan pada Selasa (8/8/2023) lalu.

“Sehabis diluncurkan saya langsung naik BRT kalau berangkat ke Solo, sepekan sekali yaitu setiap Senin dan juga saat dari Solo mau pulang ke Wonogiri. Dulu masih gratis, sekarang berbayar pun tetap naik ini karena murah dan membantu,” papar Ayu saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggu BRT Trans Jateng di halte BRT Terminal Tipe C Wonogiri, Senin.

Ayu mengaku memilih layanan BRT Trans Jateng karena harga yang jauh lebih murah dibandingkan armada bus lain jurusan Solo-Wonogiri. Selain itu, armada BRT Trans Jateng juga memiliki fasilitas AC yang membuat perjalanan tetap nyaman.

Ayu menjelaskan rata-rata lama perjalanan BRT Trans Jateng hampir sama dengan perjalanan armada bus lain jurusan Solo-Wonogiri. Seperti diberitakan, layanan BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri diresmikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Selasa (8/8/2023) lalu di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri.

Pada pekan pertama layanan transportasi umum itu digratiskan untuk semua kalangan hingga Minggu (13/8/2023). Setelah itu layanan BRT Trans Jateng mulai berbayar dengan tarif Rp4.000 untuk penumpang umum dan Rp2.000 untuk pelajar, buruh, dan veteran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya