SOLOPOS.COM - Mooryati Soedibyo (dok)

Mooryati Soedibyo (dok)

SOLO--Sertifikat tanda gelar pahlawan nasional Pakoe Boewono (PB) X yang diberikan oleh pemerintah pusat pada Hari Pahlawan 10 November 2011 lalu akhirnya diserahkan pihak keluarga Keraton ke Pemkot Solo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penyerahan sertifikat itu dilakukan oleh salah satu cucu PB X, BRAy Mooryati Soedibyo, kepada Walikota Solo, Joko Widodo seusai upacara peringatan Hari Jadi ke-267 Kota Solo di Stadion R Maladi Sriwedari, Jumat (17/2/2012). Selain itu diserahkan pula sertifikat gelar pahlawan nasional dua tokoh lainnya yakni PB VI dan mantan KSAD pertama, Jenderal Djatikoesoemo.

Gelar PB VI diserahkan oleh Gubernur Jateng yang diwakili Kepala Dinas Sosial Jateng, Adhi Karsidi. Sedangkan sertifikat pahlawan nasional Jend Djatikoesoemo diserahkan salah satu anggota keluarganya, Koes Mariana.

Diwawancarai wartawan sesuai upacara, BRAy Mooryati Soedibyo mengungkapkan gelar pahlawan nasional PB X memang diberikan oleh Presiden dan merupakan milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. “Namun kami menyerahkannya agar dijaga oleh Pemkot Solo. PB X memiliki jasa yang sangat besar dalam mencetak sejarah di republik ini. Di Solo banyak sekali jasanya, berupa sekolah, bangunan dan sebagainya,” jelas Mooryati.

Pejabat Humas Keraton Solo versi PB XIII Tedjowulan, Bambang Pradotonagoro menambahkan sertifikat gelar pahlawan nasional kepada Pemkot sebagai bentuk penghormatan karena ketiga tokoh itu adalah orang Solo. “Bagi keluarga, lebih baik apabila sertifikat itu disimpan oleh Pemkot untuk menunjukkan bahwa gelar tersebut merupakan milik masyarakat Solo,” katanya.

Sementara itu, Walikota Solo, Joko Widodo menanggapi positif penyerahan sertifikat gelar pahlawan nasional ketiga tokoh tersebut, dan menyampaikan komitmennya untuk menjaga dan memelihara. Sebab sejak awal diumumkannya pemberian gelar tersebut kepada PB X dan muncul kebingunan siapa yang akan menyimpannya terkait adanya dualisme keraton, Jokowi mengaku sangat bersedia jika sertifikat maupun plakat itu diserahkan ke Pemkot.

Namun demikian, dia mengaku belum memutuskan akan ditaruh di mana sertifikat maupun plakat gelar itu. “Sementara ini disimpan di Balaikota dulu. Tapi kalau pihak Keraton menginginkan untuk menyimpan dan ingin mengambilnya ya tidak masalah,” ujarnya.

Jokowi menambahkan penyimpanan sertifikat itu di Balaikota sekaligus sebagai bentuk penghargaan terhadap para pahlawan yang telah begitu berjasa terhadap Solo dan seluruh masyarakat Indonesia.

Upacara peringatan Hari Jadi ke-267 kemarin berlangsung dalam nuansa kental budaya Jawa. Peserta laki-laki mengenakan busana jawi jangkep beskap cemeng dan peserta berkebaya dan jarik. Bahasa yang digunakan pun bahasa Jawa.

(JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya