SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO-Seiring datangnya musim penghujan, serangan tikus terhadap tanaman padi petani di wilayah Sukoharjo mengganas.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tanaman padi seluas 564 hektare di lima kecamatan dari 12 kecamatan di Kota Makmur pada musim tanam pertama telah diserang organisme penggangu tanaman (OPT) tersebut.

Namun demikian, hingga berita ini ditulis belum ada laporan puso akibat serangan tikus. Petani di Sukoharjo masih bisa memanen padi yang ditanam walau produksi tidak maksimal. Lima kecamatan itu adalah Kecamatan Polokarto, Weru, Bendosari, Grogol dan Mojolaban.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Dipertan) Sukoharjo, Giyarti, Selasa (22/1/2013).  “Hama tikus memang menyerang tanaman padi usia satu bulan hingga dua bulan. Menghilangkan OPT tikus tidak bisa dilakukan selama masih ada perkembangbiakan. Cara yang mudah adalah gropyokan.”

Giyarti menyatakan, petugas lapangan akan melakukan sosialisasi agar tikus yang telah diambil tidak dibuang ke jalan kampung. Menurutnya, jika bangkai tikus menyebar akan merugikan petani karena bisa terkena penyakit pes.

“Jika petani mau, tikus-tikus itu bisa dijual untuk campuran pakan ternak. Jangan dibuang di jalan kampung. Lebih baik dikubur atau dibenam. Dinas tak memiliki anggaran untuk membeli tikus-tikus hasil tangkapan petani namun dinas telah menyiapkan obat emposan. Obat itu dibagikan secara gratis kepada petani yang membutuhkan.”

Lebih lanjut dijelaskannya, agar tak salah sasaran pihaknya hanya melayani petani yang tanaman padinya terserang OPT tikus.

“Obat emposan sudah tersedia di dinas dan UPTD-UPTD di kecamatan. Petani bisa meminta untuk melakukan gerakan gropyokan,” jelasnya.

Giyarti menilai serangan tersebut masih batas wajar. Meski demikian Dispertan telah mendistribusikan obat pembasmi tikus bantuan dari pemerintah pusat. Dikatakannya bantuan obat sejumlah 150 karung itu diambil sendiri ke Semarang.

Sementara itu, petani Sukoharjo, Kardoyo, 42, warga Kelurahan Sukoharjo, Kecmatan Sukoharjo, menyatakan selain tikus hama yang menyerang tanaman padi adalah orong-orong, sundep dan keong.

“Hama tikus diusir dengan pola gropyokan. Hampir setiap hari dilakukan gropyokan tikus karena populasi cukup tinggi. Hama tikus menyerang di saat kondisi air melimpah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya