SOLOPOS.COM - Ilustrasi gropyokan.(Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

 Para petani di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen menggelar gropyokan guna membasmi hami tikus, Minggu (8/12/2013). Serangan hama tikus membuat para petani geram lantaran padi yang baru saja mereka tanam rusak. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)


Para petani di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen menggelar gropyokan guna membasmi hami tikus, Minggu (8/12/2013). Serangan hama tikus membuat para petani geram lantaran padi yang baru saja mereka tanam rusak. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Separuh dari 235 hektare total luas lahan pertanian di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, diserang tikus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kondisi tersebut membuat para petani geram lantaran tikus-tikus merusak padi yang baru saja mereka tanam.

Guna membasmi hama tersebut, para petani menggelar gropyokan sekitar sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan Solopos.com, untuk memancing tikus keluar dari sarangnya, para petani memanfaatkan pompa irigasi.

Aliran air dari pipa pompa dicampur dengan bensin dimasukkan ke dalam lubang di sekitar pematang sawah yang dijadikan sarang tikus. Sejumlah petani dengan membawa kayu serta berbagai peralatan pertanian menunggu keluarnya tikus di sekitar pematang sawah. Tikus yang keluar dari sarangnya langsung ditangkap dan dibasmi.

Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, saat ditemui Solopos.com di sela-sela gropyokan, Minggu (8/12/2013), menjelaskan para petani sudah melakukan tiga kali gropyokan serentak di seluruh lahan pertanian di wilayah itu.

“Minggu pekan kemarin sudah ada. Dilanjutkan Rabu dan Minggu ini. Dibagi kelompok-kelompok untuk membasmi tikus di setiap wilayah,” ungkapnya.

Tanam Ulang

Joko menuturkan tikus kerap menyerang saat petani di wilayahnya memasuki masa tanam serta memasuki musim hujan. Namun, serangan kali ini dinilai menghawatirkan lantaran jumlah tikus yang lebih banyak. “Tentu merugi. Kalau tidak dilakukan pembasmian, nanti tikus menyerang terus dan petani bisa gagal panen,” tambah dia.

Disampaikannya, serangan tikus paling parah terjadi di lahan persawahan yang ada di dua dukuh yakni Gayaman dan Sawahan. “Total di sini ada empat dukuh,” urai dia.

Salah satu petani, Jumadi, mengungkapkan hampir setiap malam para petani memburu tikus. Serangan tikus, lanjutnya, membuat sejumlah petani terpaksa mengulang masa tanam mereka. “Hampir tiap malam kami nyuluh terus. Ada separuh lahan pertanian di sini yang rusak. Ada juga petani yang terpaksa tanam dua kali gara-gara padi diserang tikus.”

Hal senada disampaikan petani lainnya, Citro Wiyono. Serangan tikus, jelasnya, sudah terjadi sekitar dua pekan ini. “Ini sudah ada 15 hari sawah diserang tikus. Setiap kali masa tanam pasti ada hama tikusnya dan dilakukan gerakan seperti ini,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya