Soloraya
Jumat, 8 Februari 2013 - 09:07 WIB

Tikus Serang 95 Hektar Lahan Padi di Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Lahan padi seluas 95 hektar di Klaten gagal panen pada musim tanam (MT) 2013. Hal itu dikarenakan serangan hama pengerat (tikus) yang tersebar di beberapa kecamatan di Klaten.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan), Wahyu Prasetya mengatakan lahan yang diserang hama tikus terdapat di Kecamatan Polanharjo yang mencapai 35 hektar.

“Untuk Kecamatan Karanganom, lahan padi yang gagal panen mencapai 31 hektare. Di Kecamatan Juwiring ada 19 hektare, di Kecamatan Delanggu luas lahan gagal panen mencapai 10 hektare,” urai Wahyu, Kamis (7/2/2013).

Wahyu menjelaskan padi yang diserang  tikus berumur 7-40 hari. Serangan dilakukan sporadis dengan berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Pihaknya mengakui intensif mengadakan kegiatan pemberantasan terhadap hama tikus dengan gropyokan.

Advertisement

“Kami sudah mengimbau kepada para petani melalui penyuluhan pertanian lapangan (PPL) untuk mengadakan gropyokan serentak. Karena kegiatan gropyokan sebagai salah satu upaya mencegah agar serangan hama tikus tidak meluas,” kata Wahyu.

Burung Hantu

Dalam pembasmian hama tikus, pihak Dispertan menyiapkan obat untuk penyemprotan ke sarang tikus. Selain dengan cara manual melalui gropyokan serentak, Wahyu sedang mempersiapkan upaya lain untuk memberantas serangan tikus.

Advertisement

“Ya salah satunya dengan mengembangbiakkan burung hantu yang dilepas di lahan pertanian yang serangan tikusnya semakin mengganas,” paparnya.

Upaya itu ditempuh dengan mencari lima pasang burung hantu ke Kabupaten Demak. Menurut Wahyu, burung hantu kemudian dikembangkan terlebih dahulu agar bertambah banyak sebelum dilepas ke alam bebas.

Dia berharap pembasmian hama tikus dengan mendatangkan musuh alami dapat mengurangi populasi tikus. “Saat ini gerakan untuk gropyokan masih terus berlangsung. Melibatkan berbagai pihak, seperti perusahaan swasta, anggota  TNI, kelompok tani ,” jelasnya.

Seperti yang dilakukan di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, kemarin. Puluhan  petani turun ke sawah untuk memberantas tikus. Mereka juga menyemprotkan sarang tikus dengan emposan, hasilnya ratusan ekor tikus berhasil ditangkap.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif