SOLOPOS.COM - Warga mengelilingi buaya terjerat ban di Sungai Palu, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Buaya liar tersebut berhasil dibebaskan dari ban bekas yang melilit lehernya sejak 2016 lalu dan dilepaskan kembali ke sungai yang menjadi habitatnya. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/rwa.

Solopos.com, SRAGEN — Nama Paiman alias Tili mendadak terkenal berkat keberhasilannya menangkap seekor buaya berkalung ban yang legendaris di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Sebelumnya, sudah beberapa orang mencoba menangkap buaya itu untuk melepaskan jeratan ban bekas yang melingkar di badan si reptil tapi gagal.

Sontak keberhasian Tili, yang merupakan warga asal Dukuh Pondok RT 019, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Sragen ini menangkan buaya itu mendapat sorotan publik. Terutama di dunia maya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Keahlian Tili menangkap hewan liar rupanya bukan dikuasi baru-baru ini. Ia sudah terbiasa menangkap hewan liar seperti burung dan biawak sejak kecil.

tili dikangeni keluarga di sragen
Penakluk buaya terjerat ban bekas sepeda motor, Tili menunjukkan ban yang berhasil dilepaskan dari leher buaya di Sungai Palu, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Buaya liar yang terjerat ban bekas sepeda motor sejak tahun 2016 tersebut akhirnya berhasil dibebaskan dan dilepaskan kembali ke habitatnya. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/rwa.

Baca Juga: Viral Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tili Dikangeni Keluarga di Sragen

Hal ini seperti yang diungkapkan Waginem, 68, ibu kandung Tili yang tinggal di Dukuh Pondok. Ditemui Solopos.com di kediamannya, Jumat (11/2/2022), Waginem menyebut anak bontotnya itu biasa mencari burung serta satwa liar lain saban hari sejak kecil. Tili tidak mau sekolah saat masih kecil. Tili malah memancing ikan saat perjalanan ke sekolah. Ia mendapatkan uang dari menjual burung tangkapannya.

Keteragan Waginem dibenarkan Tarumi, 43, kakak kandung Tili. Ia menyebut adiknya itu kerap berburu burung dan biawak sejak kecil. Meski akrab dengan kegiatan perburuan dan alam liar, tetap saja Tarumi tak menyangkap Tili bisa menangkap buaya apalagi dengan ukuran sebesar itu.

Viralnya kabar soal Tili membuat Waginem dan anak-anaknya yang lain lega. Pasalnya, sudah 12 tahun Tili tak ada kabar setelah memutuskan merantau ke Kota Palu.  Kali terakhir Tili pulang adalah pada waktu ayahnya meninggal di 2009.

Baca Juga: Foto-Foto Upaya Pelepasan Ban Melilit Leher Buaya di Palu Sulteng

“Dengar dari berita [tentang Tili] kula nangis nggih senang nggih terharu soalnya sampun enten 12 tahun enggak pulang. Kula nek donga nggih ben mantuk kan mesakne masih ada mbahe [setiap berdoa berharap Tili sehat serta pulang ke rumah],” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya