SOLOPOS.COM - Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum berfoto bersama seusai koordinasi dengan masyarakat peduli perubahan di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Boyolali, Sabtu (30/3/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum menggelar koordinasi bersama dengan masyarakat yang memiliki keinginan mendukung bupati perubahan pada Pilkada 2024 di Dukuh Manggung, Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Boyolali, Minggu (30/3/2024).

Juru bicara (jubir) Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum, Alif Basuki, mengungkapkan ia mewakili masyarakat Boyolali Bangkit Tersenyum menjelaskan pertemuan tersebut adalah tonggak atau awal masyarakat Boyolali kembali bangkit.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia menjelaskan Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum dimandatkan oleh sekelompok masyarakat untuk menggelorakan semangat perubahan di Boyolali.

“Karena dalam situasi yang selama ini, kita tahu, Boyolali tata kelola pemerintahannya kan sangat buruk dan tidak mencerminkan asas-asas demokrasi, asas-asas partisipasi, dan terhegemoni oleh kelompok tertentu,” kata dia kepada wartawan seusai acara.

Ia menjelaskan salah satu pintu masuk untuk perubahan berada di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum bersama masyarakat yang ingin perubahan telah mendorong partai-partai politik di Boyolali selain PDIP yang memiliki kursi di DPRD Boyolali untuk bisa mencalonkan bupati.

“Alhamdulillah sudah ada sinyal-sinyal ke sana [bupati dari partai koalisi],” kata dia. Terkait calon bupati (cabup) yang akan diusung Pilkada Boyolali 2024, Alif menjelaskan hal tersebut bukan kewenangan tim 11 dan masyarakat pendukung perubahan.

Namun, ia mengatakan gerakannya bersifat mendorong partai-partai yang nantinya ada di parlemen bersama mengusung calon. Ia mempersilakan partai politik yang bisa mengusung bupati untuk menentukan calonnya.

Yang terpenting, kata Alif, calon tersebut sesuai dengan kehendak masyarakat untuk perubahan, yaitu calon yang memiliki kualitas, integritas, dan kapabilitas, bukan hanya untuk kepentingan sesaat.

Lebih lanjut, untuk kriteria cabup yang diinginkan Tim 11 dan masyarakat Boyolali Bangkit Tersenyum juga yang memiliki visi-misi membuat Boyolali lebih baik. Artinya tidak melakukan intimidasi apalagi korupsi.

Kriteria lainnya punya niatan yang baik untuk menjadikan Boyolali lebih baik ke depannya. “Kami menggarisbawahi, kami di luar partai kekuasaan yang saat ini berkuasa, di luar PDIP,” kata dia.

Sebagai informasi, diprediksi ada lima partai politik yang meraih kursi di DPRD Boyolali yaitu PDIP dengan 36 kursi, Partai Golkar empat kursi, PKS empat kursi, Partai Gerindra tiga kursi, dan PKB tiga kursi.

Pergantian Rezim

Alif mendorong empat parpol di luar PDIP membangun komunikasi dan berpegang teguh pada komitmen yang telah dibangun bersama. Tak hanya menjalin komunikasi dengan partai parlemen, tim 11 juga ikut menggandeng partai nonparlemen.

“Silakan partai memiliki kriteria, kami akan dukung dan dorong, yang penting harus ada perubahan di Boyolali seperti yang dikehendaki masyarakat, siapa pun calonnya,” kata dia.

Alif menjelaskan komunikasi secara resmi memang belum dilaksanakan komunikasi dengan empat parpol non-PDIP. Namun, ia menyebut seusai Lebaran akan menjalin silaturahmi dan komunikasi untuk mendorong perubahan ke depan. Sehingga, apa yang diinginkan warga tentang adanya pergantian rezim bisa terwujud.

Ia mengatakan Tim 11 juga bertugas membangkitkan dan mendorong masyarakat mulai berani serta bangkit melawan ketidakbenaran dalam tata kelola pemerintahan di Boyolali yang telah puluhan tahun mengakar.

Tim 11 memberikan warning atau peringatan kepada para pejabat terutama perangkat desa untuk tidak terperosok semakin jauh untuk terlibat dalam hiruk pikuk dalam kepentingan Pilkada.

“Masyarakat mulai resah bahkan marah terkait perilaku para pejabat saat ini ternyata justru tidak memikirkan kepentingan masyarakat namun hanya mengabdi pada kepentingan kekuasaan,” kata dia.

Sementara itu, dalam sambutannya saat pertemuan, Ketua Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum, Sumarno Lindu, memperkenalkan diri sebagai eks kader PDIP Boyolali. Ia meyakinkan masyarakat warna merah adalah masa lalunya.

“Intinya itu adalah bagian masa lalu yang telah kami lupakan. Jadi ini membuka lembaran baru,” kata dia. Inti dari koordinasi tersebut, kata Lindu, adalah masyarakat Boyolali mayoritas menginginkan perubahan.

Sehingga, terbentuklah di rumah yang dijadikan lokasi pertemuan milik eks kader PDIP juga, Setiyono, untuk menyusun kekuatan dan menggalang kekuatan bagaimana memutus rantai PDIP yang sekarang. “Poinnya kami sudah ingin ganti, bupatinya wis ora saka [sudah bukan dari] PDI Perjuangan,” kata dia.

Lindu juga menyampaikan pasti ada masyarakat yang masih meragukannya dan eks kader PDIP lainnya yang sejalan dengan masyarakat ingin perubahan.

“Yakinlah kami sudah bersama jenengan. Kalau dulu Mas Gibran bilang, tenang Pak Prabowo, saya sudah di sini, kalau saya, tenang para-para saya sudah tidak di sana,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya