SOLOPOS.COM - TERBENGKALAI --

TERBENGKALAI -- Gedung Juang yang menjadi sekretariat DHD Angkatan '45 yang dulunya pernah dipakai Brigif 6 Kostrad adalah salah satu benda cagar budaya yang kondisinya memrihatinkan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) bentukan Pemkot Solo dinilai lamban dalam bekerja memverifikasi benda-benda cagar budaya di Kota Solo. Sejak dibentuk September lalu, tim ini belum membuahkan hasil signifikan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penilaian tersebut datang dari anggota tim itu sendiri, Sudarmono. Akibat kelambanan itu pula, dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UNS Solo itu mengaku sudah tidak tertarik lagi mengikuti aktivitas tim. Kendati demikian, Sudarmono mengaku belum berniat mengundurkan diri.

Ditemui wartawan di Balaikota, Rabu (30/11/2011), Sudarmono mengaku sudah dua kali mangkir dari rapat tim karena merasa tidak cocok dengan pola kerja yang diterapkan terutama dalam verifikasi bangunan yang diduga sebagai cagar budaya. “Dalam workshop kemarin arahnya tim ini akan melakukan verifikasi berdasarkan unit-unit. Itu kan butuh waktu lama. Mestinya langsung saja rekrut lurah-lurah, beri pengarahan dan modul kerja. Setelah itu lurah bisa merekrut tokoh masyarakat setempat untuk mendata bangunan yang diduga cagar budaya,” kata Sudarmono.

Lebih jauh, Sudarmono juga mengomentari soal penelitian yang dilakukan oleh tim terhadap bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan, yang sebelumnya diwacanakan akan dibongkar untuk taman kota. Sudarmono mengancam akan mengundurkan diri dari tim seandainya tim mengizinkan konsep bangunan itu diubah, apalagi sampai menjadi sarana komersial.

Terpisah, Ketua TACB, Kusumastuti membantah jika timnya disebut bergerak lamban. TACB masih terus bekerja memverifikasi benda dan bangunan cagar budaya dengan memprioritaskan bangunan yang mempunyai pengaruh besar pada rona wajah kota. Di antaranya bangunan eks bangunan RSJ Mangunjayan, eks Brigif VI dan Benteng Vastenburg.

“Kalau disebut lamban saya kira tidak. Kami terus bekerja dan masa kerja kami kan tiga tahun. Tim independen untuk Sari Petojo saja yang hanya menangani satu kawasan belum menyampaikan hasil penelitiannya,” ujar Kusumastuti.

Mengenai sikap Sudarmono yang sepertinya sudah tidak tertarik bergabung dengan tim, Kusumastuti mengaku kurang tahu sebab diakuinya Sudarmono jarang hadir dalam rapat dan tidak mengatakan apapun kepada dirinya selaku ketua tim. Kusumastuti juga mengaku belum menerima surat pengunduran diri atau apapun dari Sudarmono.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya