Sragen (Solopos.com) – Tim pendataan program perlidungan sosial (PPLS) 2011 menemukan
sejumlah keluarga miskin (Gakin) yang tidak menerima program beras untuk warga miskin (Raskin) saat pendataan di wilayah Kecamatan Sragen Kota dan Sidoharjo. Di sisi lain Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen menjamin semua Gakin bakal tercakup dalam PPLS 2011.
Ngadinem, 54, seorang janda yang tinggal di Dukuh Sukomarto RT 4/RW VIII, Desa Jetak, Sidoharjo, merupakan salah satu Gakin yang tidak mendapat program Raskin selama setahun. “Dulu saya pernah dapat Raskin dari pemerintah. Tapi sejak satu tahun terakhir saya tidak lagi dapat Raskin. Entah apa sebabnya, saya tidak tahu. Saya dulu juga mendapat
kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas-red) tapi sekarang juga tidak menerima lagi,” ungkap Ngadinem saat dijumpai wartawan, Senin.
Rumah Ngadinem masih berlantai tanah. Meskipun janda itu memiliki sepeda motor dan televisi, tapi dinding rumahnya sebagian masih terbuat dari papan. Pekerjaan Ngadinem hanya sebagai buruh serabutan. Ngadinem dinilai KSK Sidoharjo, Didik Supriyanto, merupakan salah satu kepala keluarga yang paling miskin di Dukuh Sukomarto.
KSK Sragen Kota, Susi Febriana, mengatakan petugas lapangan juga menemukan Gakin yang tidak menerima Raskin di beberapa wilayah. Namun jumlahnya, terang dia, tidak banyak hanya 1-2 orang. Dia menerangkan pelaksanaan pendataan di lapangan sudah selesai rata-rata 30% dari ribuan KK di wilayah Kecamatan Sragen Kota.
Susi menunjukkan langsung salah satu Gakin di wilayah Dukuh Turi RT 1 dan RT 2/RW XI, Kelurahan Sine, Sragen Kota, yakni Painem, 82, dan Marto Sutono, 63. “Untuk menemui Gakin saja sulit. Kami harus berkunjung sampai kali keempat baru ketemu Gakin. Persoalan itu yang menjadi kendala utama bagi kami saat pendataan. Para Gakin itu biasanya bekerja sebagai buruh tani atau buruh lainnya. Mereka biasanya pulang ke rumah pada saat sore atau malam hari,” paparnya.
trh