Soloraya
Selasa, 19 Juli 2022 - 20:44 WIB

Tim RAN PE Ajak Siswa Baru MAN 2 Solo Jauhi Prasangka Cegah Ekstremisme

Sholahuddin  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fasilitator Literasi Keberagaman Berbasis Jurnalisme Solopos Institute, Kaled Hasby Ashshidiqy, menyampaikan materi tentang moderasi beragama di depan 414 siswa baru Man 2 Solo, Selasa (19/7/2022). (Solopos.com/Shollahudin)

Solopos.com, SOLO — Tim Terpadu (Timdu) Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme (RAN PE) Kota Solo melanjutkan agenda penyampaian program pencegahan ekstremisme kepada siswa baru di sekolah di bawah naungan Kementerian Agama.

Materi pencegahan ekstremisme itu dilakukan melalui acara Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) pada Senin-Kamis (18-21/7/2022) . Pada Selasa (19/07/2022), Timdu RAN PE mengadakan sosialisasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Solo.

Advertisement

Pada acara Matsama di MAN 2 Solo ini Fasilitator Literasi Keberagaman melalui Jurnalisme Solopos Institute, Kaled Hasby Ashshidiqy, menyampaikan materi tentang Moderasi Beragama, Menjadi Manusia Indonesia Toleran. Pada awal materi, pria yang akrab dipanggil Diqy ini, mengajak siswa baru di MAN 2 Solo berdiskusi tentang prasangka dan stereotipe.

Pemahaman terhadap dua hal ini penting karena baik prasangka maupun stereotipe sering menyebabkan orang bertindak intoleran. Prasangka adalah sikap, penghakiman, penilaian negatif kepada pihak lain padahal tidak atau belum diketahui fakta sesungguhnya.

Advertisement

Pemahaman terhadap dua hal ini penting karena baik prasangka maupun stereotipe sering menyebabkan orang bertindak intoleran. Prasangka adalah sikap, penghakiman, penilaian negatif kepada pihak lain padahal tidak atau belum diketahui fakta sesungguhnya.

Sedangkan stereotipe adalah generalisasi yang berlebihan terhadap seseorang atau objek tertentu yang mendasarkan pada sifat-sifat pada objek itu. Diqy memperlihatkan beberapa foto untuk dianalisis para siswa terkait. Hasil analisis siswa ini menjadi bahan diskusi untuk memahami prasangka dan stereotipe.

Baca Juga: Upaya Mengatasi Ekstremisme Beragama di Kampus Belum Efektif

Advertisement

Pada kesempatan tersebut Diqy juga menguraikan tentang moderasi beragama kepada para siswa. Moderasi beragama saat ini menjadi program di Kementerian Agama sebagai bagian dari upaya menanamkan cara beragama secara moderat.

Moderasi Beragama

Timdu RAN PE Kota Solo fokus pada isu moderasi beragama untuk sosialisasi RAN PE untuk sekolah di bawah Kementerian Agama Kota Solo ini.

“Moderasi itu jalan tengah. Moderasi juga berarti sesuatu yang terbaik. Sedangkan moderasi keberagama adalah jalan tengah sesuai pengertian moderasi tadi,” jelasnya kepada para siswa.

Advertisement

Baca Juga: Prasangka dan Sentimen Pendorong Kerusuhan Massal di Kawasan Multietnis

Moderasi beragama sangat penting agar orang beragama tidak jatuh pada sikap berlebihan, ekstrem, dan bahkan radikal.

Pada pekan lalu, Timdu RAN PE memberi materi pencegahan ekstremisme kepada siswa baru di sekolah tingkat SMP hingga SMA/SMK Negeri di Kota Solo pada masa orientasi sekolah (MOS).

Advertisement

Sebagai informasi, Timdu RAN PE yang diinisiasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkot Kota Solo merupakan gabungan organisasi pemerintahan daerah (OPD) dan perwakilan organisasi masyarakat sipil (OMS) yang punya perhatian pada isu keberagaman, toleransi, dan perdamaian. OMS tersebut adalah Solopos Institute, Yayasan Kakak, Mafindo, Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP),Yayasan Percik dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Timdu RAN PE Kota Solo dibentuk sebagai tindaklanjut keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) RAN PE nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah Pada Terorisme Tahun 2020-2024.

Baca Juga: 88 SMP di Sragen Rumuskan Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal

Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Kesbangpol Pemkot Solo, Daryono, saat membuka acara penyampaian materi pencegahan ekstremisme di MAN 2 Solo mengatakan RAN PE adalah program pemerintah secara nasional. Sebagai tindaklanjutnya di Kota Solo, RAN P dijalankan tim terpadu di bawah koordinasi Kesbangpol.

Sosialisasi ini untuk mengenalkan aksi-aksi pencegahan gerakan ekstremisme kepada para siswa. Kita menginginkan dengan acara ini para siswa akan menjadi siswa yang santun, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah, ujarnya kepada para siswa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif