SOLOPOS.COM - Delapan anggota SAR gabungan mencari korban air bah dengan teknik mboyo di sepanjang aliran Sungai Garuda mulai dari wilayah Kelurahan Kroyo hingga Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jumat (24/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Pencarian korban air bah Bengawan Solo oleh tim gabungan search and rescue (SAR) Sragen memasuki hari ketiga. Dua perahu dengan kekuatan 5-6 orang per perahu dan satu tim susur sungai dengan teknik mboyo diterjunkan untuk mencari jasad korban pada Minggu (26/3/2023).

Sebelumnya ada empat orang memancing di aliran Sungai Garuda di Kampung Jagan RT 022/RW 007, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, Sragen, Kamis (23/3/2023) malam. Saat mereka memancing tiba-tiba ada air bah datang dari hulu. Tiga orang berhasil menyelamatkan diri sedangkan satu orang terseret arus air bah tersebut. Korban diketahui bernama Agus Andi Prakoso, 32, warga Ringinamom, Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Agus Cahyono, saat dihubungi Solopos.com, Minggu siang, mengaku korban air bah Sungai Garuda belum ditemukan pada Minggu siang.

Agus mengungkapkan arus kencang, elevasi air yang tinggi, cuaca, dan tipologi sungai menjadi kendala yang dihadapi tim SAR dalam pencarian korban. Dia menjelaskan cuaca dengan intensitas hujan tinggi di daerah hulu mengakibatkan elevasi air di Sungai Garuda tinggi.

“Di sisi lain, tipologi Sungai Garuda yang ada kedung dan sampah serta ranting bambu juga menyulitkan tim SAR. Ada tiga kedung yang ditemukan Tim SAR dengan air memutar. Pusaran air di kedung itu yang membuat tim SAR tidak berani mengambil risiko,” jelas dia.

Agus menerangkan sebenarnya ada beberapa lokasi yang dicurigai Tim SAR, tetapi hingga memasuki hari ketiga jasad korban belum terlihat mengapung. Dia mengatakan Minggu siang ini menerjunkan dua unit perahu dengan kekuatan 5-6 orang per perahu dan satu tim susur sungai atau mboyo. Dia mengatakan tim SAR sudah menyisir di hilir Sungai Garuda, yakni Gabusan, Tangkil, tetapi hasilnya masih nihil.

“Analisis teman-teman SAR, kemungkinan belum melimpas di bendungan pleret Ngledok, Sragen Tengah, karena banyak tumpukan sampah di sana. Kami terus mencari. Teman-teman SAR diminta tambahan personel dari SAR lainnya. Meskipun pencarian, teman-teman SAR masih ada yang bertahan puasa,” ujar dia.

Dia mengatakan kondisi korban yang mengenakan sweater kemungkinan tersangkut carang atau ranting bambu di dasar sungai juga menjadi penyebab belum mengampungkan jasad korban. Dia berharap hari ketiga ini bisa menemukan korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya