Soloraya
Selasa, 28 September 2021 - 22:17 WIB

Timbang Mangkrak, Pawartos Bikin Taman di Lahan Eks Terminal Kartasura

Candra Mantovani  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman yang dibangun masyarakat yang tergabung dalam Pawartos di lahan bekas Terminal Kartasura, Sukoharjo, Selasa (28/9/2021). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sudah lebih dari satu dekade lahan bekas Terminal Kartasura atau yang lebih dikenal Terminal Lama Kartasura, Sukoharjo, mangkrak dan terbengkalai tak terurus.

Melihat hal tersebut, masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Wargo Ageng Kartasura (Pawartos) mengambil inisiatif memanfaatkan lahan tersebut sebagai ruang publik hijau dan wadah bagi pelaku UMKM serta kebudayaan.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi tersebut, Selasa (28/9/2021), lahan mangkrak tersebut saat ini sudah jauh berbeda. Tak lagi terlihat liar penuh ilalang seperti sebelumnya.

Di lahan itu kini sudah berdiri sejumlah tenda berikut perkakas memasak untuk berjualan kuliner. Sayangnya hari itu, aktivitas pedagang belum dimulai lantaran pusat kuliner di tempat tersebut mulai berjalan saat malam hari.

Advertisement

Di lahan itu kini sudah berdiri sejumlah tenda berikut perkakas memasak untuk berjualan kuliner. Sayangnya hari itu, aktivitas pedagang belum dimulai lantaran pusat kuliner di tempat tersebut mulai berjalan saat malam hari.

Baca Juga: Siswa SMP Sukoharjo Kembali Belajar Jarak Jauh, Kenapa?

Pada tembok sisi kanan juga terlihat sejumlah mural bertema anak-anak meskipun gambar yang terpampang belum selesai dibuat. Hal itu terlihat dari cat dan kuas serta kursi yang masih tergeletak di depan tembok.

Advertisement

Prihatin Kondisi UMKM

Presidium Pawartos, Ruthsahaya Sapujiati, mengatakan awal mula Pawartos termotivasi lantaran prihatin dengan kondisi pelaku UMKM Kartasura yang kian terpuruk di tengah pandemi Covid-19.

Tenda-tenda pedagang kuliner di lahan bekas Terminal Kartasura, Sukoharjo, Selasa (28/9/2021), (Solopos/Candra Mantovani)

Pawartos kemudian melihat adanya peluang membantu para pelaku UMKM setelah mengecek lokasi Terminal Lama Kartasura yang terbengkalai saat itu.

Baca Juga: Tak Perlu Antre, Urus Uji Kir Kendaraan di Sukoharjo Kini Bisa Online

Advertisement

“Setelah berkomunikasi dengan warga setempat, empat hari yang lalu kami mulai membuka Taman Pawartos menjadi ruang publik masyarakat yang multifungsi. Artinya, di dalam Taman Pawartos, pelaku UMKM bisa berjualan di tempat tersebut, ruang diskusi bagi mahasiswa, tempat eksplorasi seni dan budaya, dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat juga,” terangnya.

Besarnya peluang, menurut Ruthsahaya, bisa dilihat dari sampling acak perputaran uang saat malam pertama pembukaan Taman Pawartos yang mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta dari 52 pedagang yang berjualan di tempat tersebut.

Melihat potensi tersebut, Pawartos menilai rencana Pemkab Sukoharjo untuk memanfaatkan lahan Terminal Lama Kartasura menjadi rumah sakit kurang tepat. Hal ini lantaran kebutuhan masyarakat terkait lahan terbuka hijau di Kartasura lebih penting dibandingkan RS.

Advertisement

Baca Juga: Jebol Plafon Konter, 2 Maling Gasak Puluhan HP di Kartasura Sukoharjo

Mendongkrak Ekonomi Masyarakat Sekitar

“Kartasura itu segitiga emas dan padat. Harus diakui, ruang terbuka hijau di sini sudah tidak ada. Terminal Lama Kartasura ini harus lebih diutamakan pengembangannya menjadi lahan terbuka hijau. Fungsinya seperti alun-alun karena masyarakat sangat membutuhkan itu,” bebernya.

Lebih dari itu, Pawartos menilai lahan ini lebih bermanfaat untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Untuk rumah sakit, Ruthsahaya mengatakan Kartasura sudah ada banyaks sehingga urgensinya tidak terlalu tinggi dibandingkan ruang terbuka hijau.

Meskipun getol mengembangkan Taman Pawartos menjadi lebih baik, Ruth mengakui kendala utama dalam proses pengembangan adalah anggaran. Ia berharap Pemkab Sukoharjo dan stakeholder tertarik membantu pengembangan lahan tersebut.

Baca juga: 22 SMA/SMK Sukoharjo Sudah PTM, Ini Daftarnya

Dengan demikian, kerinduan masyarakat Kartasura terkait keberadaan lahan terbuka hijau bisa terjawab. Sampai saat ini anggaran pengembangan dari iuran anggota Pawartos.

Pawartos juga menjajaki perizinan resmi pemanfaatan lahan itu ke BKD karena sampai saat ini modal Pawartos sebatas keinginan masyarakat setempat.

“Untuk bantuan sementara baru dari salah satu supermarket dan salah satu universitas juga tertarik membantu. Kami harap pemerintah juga mau untuk ikut membantu pengembangan ruang terbuka hijau ini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif