SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (kiri), didampingi Ketua Satgas Panca Narendra, K.G.P.H. Benowo (tengah) dan Koordinator Bidang Eksternal, K.G.P.H. Tedjowulan (tengah), K.G.P.H. Madukusumo (kedua dari kanan) saat jumpa pers di bangsal Sri Manganti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Jumat (21/4/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Adik-adik PB XIII yang membentuk LDA belum memastikan kehadiran mereka di acara tingalan jumenengan, Sabtu.

Solopos.com, SOLO — Prosesi Tingalan Jumenengan Dalem Sinuhun Paku Buwana XIII di Kompleks Keraton Solo bakal dihadiri 1.000-an orang, Sabtu (22/4/2017).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun, kehadiran adik-adik PB XIII yang membentuk Lembaga Dewan Adat (LDA) sebagai kubu yang berseberangan dengan PB XIII dalam prosesi sakral tersebut masih tanya besar hingga Jumat (21/4/2017) petang.

Dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Jumat sore, tak ada satu pun anggota LDA yang tampak. Pejabat yang hadir adalah Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Ketua Satgas Panca Narendra K.G.P.H Benowo, K.G.P.H Tedjowulan, K.G.P.H Madukusumo, dan pelaksana humas acara Bambang Ary Wibowo. (Baca juga: Adik-Adik PB XIII Sepakat Hadiri Tingalan Jumenengan)

Disinggung soal kehadiran kubu LDA dalam Tingalan Jumenengan, Bambang Ary menjelaskan sudah ada timbalan dalem atau undangan untuk sentana dan para abdi dalem. Namun, ia mengatakan hingga saat itu belum bisa memastikan kedatangan kubu LDA.

“Saat ini kami masih menunggu dhawuh dalem. Sementara ini belum ada. Ini masih menunggu bagaimana Sinuhun memberi keputusan di menit-menit terakhir. Kami hanya ndherek [ikut],” ujarnya kepada wartawan.

Ia mengatakan timbalan dalem sudah diedarkan. Jumlah yang diundang sekitar 1.000 orang. “Yang datang saya prediksi lebih dari 1.000 karena juga ada undangan untuk pihak luar Keraton,” kata dia.

Benowo menjelaskan momentum tingalan jumenengan tahun ini menjadi spesial karena bakal dilaksanakan secara komplet, tidak sepotong-sepotong. Hal itu terlaksana atas saran dan anjuran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tahun ini Keraton Solo melakukan tingalan jumenengan. (Baca juga: Tingalan Jumenengan PB XIII, Keraton Solo Habiskan Puluhan Juta Rupiah untuk Kemenyan)

“Karena sudah beberapa tahun tidak bisa dilakukan karena ada beberapa hal. Oleh karena itu kami mengucap syukur atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa memulai budaya Keraton yang baru sehingga masyarakat tahu tata cara dan adat istiadat Keraton,” tuturnya dalam jumpa pers tersebut.

Ia memaparkan tingalan jumenengan adalah upacara dengan tataran tertinggi di Keraton Surakarta. Panitia berusaha sekuat tenaga agar prosesi itu berjalan sukses, aman, dan lancar. “Tahun ini kami didukung penuh oleh Pemkot Solo dan pemerintah pusat,” kata dia.

Ia mengakui tanpa adanya bantuan dari Pemkot Solo, panitia bisa kelimpungan. Berbagai sesaji, uba rampe, dan lainnya sangat banyak sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Memang ada laporan kesulitan, tapi bisa diatasi dan diselesaikan. Persiapan waktunya pendek,” katanya.

Acara tingalan jumenengan akan dihadiri beberapa menteri, pejabat negara, dan pengusaha. Namun, ia mengakui belum ada kepastian jumlahnya. Selain itu, para gusti, teman-teman, dan kerabat yang sudah agak lama tak bisa menghadiri tingalan jumenengan juga akan datang pada Sabtu.

“Mungkin ada 100 lebih yang akan ke sini. Infonya ada yang bawa mobil. Kami juga mengundang para raja, sultan, dan lembaga adat dari seluruh Tanah Air. Jumlahnya 150 undangan,” tambahnya.

Sementara ini, belum ada rencana pemberian kekancingan atau penganugerahan gelar kebangsawanan dalam prosesi tingalan jumenengan. Hal itu tergantung kehendak Sinuhun PB XIII.

Ditanya terkait persiapan tari Bedhaya Ketawang, Benawa mengatakan semua sudah dipersiapkan semaksimal mungkin. Ia mengatakan 90 persen penari adalah penari baru dengan usia 16-22 tahun. “Kami kan punya junior-junior penari. Tak ada masalah. Kalau belum luwes ya wajar. Latihan tari itu kan enggak bisa setiap hari. Bisanya 35 hari sekali. Kalau latihan di luar tak ada yang berani. Kalau di dalam Keraton ya cuma di sana tempatnya. Mereka sudah lakukan ritual. Yang melatih Lurah Bedhaya, Sri Mulyani,” paparnya.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan persiapan sudah 99,99 persen. Mereka tinggal menunggu pelaksanaan acara yang akan dimulai pukul 10.00 WIB. “Geladi dan sebagainya sudah dilakukan. Secara keseluruhan sudah,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya