SOLOPOS.COM - Suasana sebelum upacara Jumenengan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Kamis (16/2/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solospos.com, SOLO —Acara Tingalan Dalem Jumenengan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Bowono (PB) XIII mengundang sejumlah kerjaaan yang ada di Nusantara. Acara tersebut berlangsung di Sasana Sewaka Keraton Solo, Kamis (16/2/2023).

Kerabat Keraton Solo, Edi Wirabhumi mengatakan Tingalan Dalem Jumenengan bisa menjadi momentum untuk merangkul kembali dan menyambung silaturahmi para kerajaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Merangkul kembali, menyambung kembali benang merah kita dengan kerajaan manapun, termasuk utamanya adalah di dalamnya sendiri,” ucap dia.

Kerajaan yang hadir di antaranya Kerajaan Adat Kepaksian Sekala Brak Lampung, Keraton Sumedang Larang, Jailolo Halmahera Barat Maluku Utara, Pakualaman Yogyakarta, Kesultanan Sumenep, Cirebon, Kalimantan Timur, dan lainnya.

Karena kalau tali temali persaudaraan dalamnya kuat, kata Edi, bisa melahirkan kekayaan kebudayaan yang luar biasa. Tak hanya dari unsur kerajaan, Jumenengan juga mengundang beberapa tamu dari unsur pemerintah.

“Beberapa dari unsur TNI, Kepolisian, juga hadir, dari pejabat kejaksaan, dari pejabat pertanahan juga hadir,” ucap dia.

Edi mengatakan pihak Keraton Solo setidaknya mengundang 200 tamu dari sejumlah kalangan. Sementara, untuk keluarga atau sentana mendapat semacam timbalan.

“Yang diundang itu tamu, sentana itu biasanya pakai timbalan, timbalan itu biasa satu lembar untuk semua,” kata dia.

Tingalan Dalem Jumenengan diawali ketika PB XIII duduk di dampar kencana atau singgasana raja. Setelah itu, dilanjutkan penampilan tarian Bedhaya Ketawang sebagai persembahan inti dalam prosesi Jumenengan.

Tari Bedhaya Ketawang diperagakan selama kurang lebih satu jam. Tarian ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Keraton Solo.

“Tingalan Dalem Jumenengan, sajian utamanya tarian bedhaya ketawang, nanti selesai, juga ada kirab,” jelas Edi.

Edi mengatakan, Tarian Bedhaya Ketawang mencerminkan tiga janji seorang manusia, pertama menjaga harmoni kehidupan. Kedua, menjaga kelestarian alam. Ketiga menjaga hubungan baik dengan Tuhan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya