SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Ratusan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta dari berbagai daerah di Soloraya dan sebagian daerah di Jawa Timur berbondong-bondong menghadiri tingalan wiyosan Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi di Sasana Putra, Minggu (7/5/2012) malam. Mereka menyatakan akan tetap mendukung kepemimpinan PB XIII Hangabehi yang saat ini telah bersatu dengan adiknya, KGPH PA Tedjowulan.

“Kami semua sangat senang melihat Sinuhun sudah kembali akur dengan Gusti Tedjowulan. Kami akan tetap nderek beliau (Sinuhun-red),” kata salah satu abdidalem Keraton asal Deles, Kemalang, Klaten, Manto Ali Harjo kepada wartawan di Sasana Putra.

Dalam kesempatan tersebut, kehadiran KGPH Mangkubumi, salah satu anak laki-laki tertua PB XIII di acara tersebut menyedot perhatian publik. Sebab, Mangkubumi selama ini telah ditetapkan sebagai caretaker PB XIII oleh kubu sentana yang menolak rekonsilasi.

Tedjowulan dengan pakain putih berkerah lengan panjang hadir dan duduk di samping kakaknya, Hangabehi. Sejumlah putra PB XII dan kerabat lainnya yang turut hadir antara lain KGPH Hadi Prabowo, Gusti Madukusumo, KGPH Suryo Wicaksono, serta GKR Widoretno. “Gusti Moeng dan kerabatnya juga kami undang. Namun, sepertri tak akan datang,” kata juru bicara Dwitunggal Tedjowulan-Hangabehi, KRH Bambang Pradotonagoro kepada wartawan.

Meski tak memberi petuah atau sepatah kata, malam itu Hangabehi tampil rileks di depan ratusan abdidalem yang ikut tingalan wiyosan. Ia mengenakan baju batik biasa lengan pendek serta memakai blankon. Sambil mendengarkan kidung asmaradana dan pangkur, Hangabehi menyempatkan diri berjalan di celah-celah abdi dalem yang duduk hanya sekadar membetulkan arah sound sistem.

Salah satu abdidalem asal Cepogo, Boyolali, Winarti, mengaku sangat terkesan dengan acara tingalan wiyosan malam itu. Sebab, sejak bertahun-tahun ia mengikuti Wiyosan bersama keluarganya, baru kali itu digelar di kediaman pribadi Hangabehi. “Mungkin karena Sinuhun dilarang masuk Keraton itu ya? Tapi, saya malah senang, karena bisa hadir di rumah Sinuhun langsung,” akunya.

Senada dengan abdi dalem Keraton asal Deles, Kemalang, Klaten, Manto Ali Harjo. Ia juga senang bisa mengikuti tingalan wiyosan di kediaman pribadi rajanya. “Sama saja. Di dalam Keraton atau tidak, yang penting acara tetap jalan. Malah di sini lebih enak, karena di dalam rumah Sinuhun langsung,” paparnya.

Manto bersama abdi dalem lainnya, sejak awal sudah tak ingin ikut-ikutan dengan sikap Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) yang menolak rekonsilasi. Ia justru mengaku sangat senang dengan akurnya Tedjowulan bersama Hangabehi. “Kalau Pakasa itu kan di bawah Gusti Moeng. Kalau kami, ini kan di bawah Sinuhun. Kami tak ada dendam kepada siapapun,” paparnya.

Di hadapan ratusan abdidalem, Tedjowulan berpesan agar semua abdidalem tetap bersatu dan setia pada PB XIII Hangabehi. Sebab, sejak dirinya melepaskan gelar PB XIII, di Keraton sudah tak lagi ada dua raja.

Sementara itu, KGPH Hadi Prabowo menyampaikan pesan bahwa dirinya siap menerima amanah untuk menjadi pangegeng kasentanan di bawah dwitunggal Hangabehi-Tedjowulan. pihaknya berjanji akan segera menata kembali keorganisasian Pakasa yang ada. “Mari, kita tata kembali Keraton agar lebih terhormat,” katanya disambut tepuk tangan abdidalem. Aries Susanto/JIBI/SOLOPOS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya