SOLOPOS.COM - Para penghuni di rusunawa Solo mengaku tidak akan mampu membeli rumah subsidi dengan kondisi gaji yang diterima. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO —Wacana penertiban penghuni rusunawa Solo terdengar di telinga Etik, seorang janda yang tinggal di Rusunawa Begalon II. Dirinya sangat terkejut, karena tak pernah mengira akan diminta angkat kaki dari tempat tinggalnya selama ini.

“Kami mencari rumah itu biar tidak berpindah-pindah terus, eh ngga taunya sekarang malah mau suruh keluar,” jelas dia saat ditemui Solopos.com, Senin (5/6/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Perempuan berusia 51 tahun itu sudah menempati Rusunawa Begalon II sejak 2008. Menjadi penghuni angkatan pertama di rusunawa, Etik tinggal bersama suami dan tiga anaknya.

“Dulu dari Jakarta di bawa ke sini sama suami, ndak punya rumah, ndak punya apa-apa, terus dapat ini, tinggal di rusun saya sangat bersyukur,” terang dia.

Namun, Etik harus menjadi tulang punggung keluarga setelah sang suami meninggal sejak pandemi kemarin. Karena dua anaknya sudah menikah, Etik tinggal di rusunawa bersama anak bungsunya.

Setiap hari, Etik bekerja menjadi buruh cuci. Ia berangkat tidak menentu, sesuai panggilan sang majikan. Untuk satu kunjungan rumah, Etik menghabiskan waktu sekitar dua jam sampai tiga jam.

Pelanggannya kebanyakan berada di daerah seperti perumahan Purbayan, Gentan, dan sekitarnya. Walau saat ini sudah punya sepeda motor, Etik pernah dari Begalon II menuju ke rumah pelanggannya menggunakan sepeda ontel.

“Kalau saya cuma kerja nyuci baju itu gajinya berapa, kalau nyuruh buat beli tanah, apalagi ngontrak enggak bisa,” jelas dia.

Rusunawa tersebut sudah sangat membantu kehidupan. Etik tidak ingin pindah dari rusunawa. Selain karena harus riwil dengan masalah administrasi kependudukan, ia juga memikirkan masalah pendidikan anak terkait zonasi. Di samping itu, dia merasa hatinya sudah menyatu dengan lingkungan di sana.

Etik ikut tercatat bersama 72 pemilik kamar lainnya yang menempati rusunawa di atas enam tahun. Jumlah tersebut tercatat paling banyak dibandingkan berada rusunawa yang ada di Solo.

Tinggal di lantai dua rusunawa Begalon II selama belasan tahun dirasa sangat mendarah daging baginya. Etik pun sudah menganggap mereka sebagai bagian dari keluarganya. Kedekatan emosional antara penghuni rusunawa Begalon II sangat terasa.

Layaknya tetangga di kampung, penghuni di sini ada dalam satu kelembagaan RT. Mereka punya kegiatan-kegiatan seperti halnya di kampung. Hanya, versi rusunawa bertingkat.

“Mereka [penghuni rusunawa] bergotong royong, kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, dan merawat lingkungan sekitar secara rutin dab bersama-sama,” ujar Ketua Paguyuban Begalon II, Suparjo.

Kegiatan membersihkan saluran air menjadi contoh paling sederhana di rusunawa ini. Para penghuni bergotong royong membersihkan saluran air minimal setiap tiga bulan sekali. Kegiatan ini dilakukan agar para penghuni bisa menggunakan air untuk mandi cuci kakus.

“Karena airnya sangat keruh, di sini airnya tidak bisa dikonsumsi, kami air minumnya harus beli isi ulang pakai jeriken,” jelas dia.

Selain kerja bakti, ada pula kegiatan rutin PKK yang dijadwalkan. Layaknya masyarakat kampung yang tinggal di perkotaan, penghuni rusunawa di sini punya kegiatan arisan, rapat rutin, dan akrab saling mengenal dengan tetangga kamar satu sama lain.

Dari empat lantai yang ada, terdapat satu ketua blok yang bertanggung jawab mengkoordinasikan para penghuni kamar di setiap lantainya. Setiap ketua blok memiliki tugas untuk mengecek kesehatan para penghuni secara rutin dalam satu pekan.

Lebih lanjut, Suparjo mengumpulkan para penghuni rusunawa melalui rapat rutin sebelum memenuhi undangan DPRD. Suparjo pun menyampaikan aspirasi dan keluhan para penghuni saat audiensi bersama DPRD.

Jika memang harus pindah atau dikeluarkan, Suparjo berharap ada kebijaksanaan dan solusi terbaik yang ditawarkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya