Solopos.com, KLATEN — Sedikitnya enam bioskop pernah ada dan berjaya di wilayah Kabupaten Klaten pada era 1980-1990-an. Sarana hiburan menonton film itu kemudian bertumbangan saat krisis moneter 1998 hingga kini Klaten tak punya bioskop.
Soal Klaten yang tak punya bioskop belakangan ini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan warganet Twitter, terutama setelah putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, beberapa kali mengungkitnya lewat akun Twitter @kaesangp.
Seperti baru-baru ini saat Kaesang memberikan quote tweet pada unggahan video melalui akun Twitter @MafiaWasit. “Yang ga diketahui orang-orang tentang Klaten,” tulis @MafiaWasit. Namun, video yang diunggah berisi tempat-tempat di luar Klaten.
Unggahan itu mendapatkan beragam komentar dari warganet termasuk quote tweet adik Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, itu. “BIOSKOPNYA KLATEN MANAAA?!?!?!?,” tulis @kaesangp.
Unggahan itu mendapatkan beragam komentar dari warganet termasuk quote tweet adik Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, itu. “BIOSKOPNYA KLATEN MANAAA?!?!?!?,” tulis @kaesangp.
Cuitan Kaesang soal tidak ada bioskop di Klaten itu mendapat tanggapan dari Bupati Klaten Sri Mulyani dan pernah pula direspons Sekda Klaten Jajang Prihono yang menjelaskan Klaten segera memiliki bioskop di Plasa Klaten.
Sudah ada komitmen antara Pemkab dengan investor pengelola Plasa Klaten yang akan berubah menjadi Klaten Town Square itu agar ada bioskop berkualitas sekelas XXI atau Cineplex 21 di pusat perbelanjaan yang sedang dalam tahap renovasi itu.
Berdasarkan catatan Solopos.com, ada setidaknya enam bioskop yang pernah ada dan berjaya di Klaten. Tiga di antaranya di pusat kota sedangkan tiga lainnya di wilayah Kecamatan Pedan. Berikutnya daftarnya:
Keenam bioskop itu berjaya di era 1980-1990-an. Di akhir era 1990-an, satu per satu bioskop itu mulai tutup karena sepinya pengunjung. Hal itu ditambah dengan mahalnya ongkos operasional menyusul krisis moneter 1998.
Saat ini, lokasi bekas gedung bioskop yang pernah ada di Klaten tersebut sudah beralih fungsi untuk kegiatan usaha lain. Misalnya gedung yang pernah disewa untuk Bioskop Gajahmada berubah menjadi toko roti. Sedangkan gedung eks Bioskop Elita berubah menjadi tempat sarang burung walet.
Di sisi lain, kondisi lahan bekas gedung Bioskop Dewi kini terbengkalai. Halaman eks bioskop Dewi dimanfaatkan sebagai tempat parkir saat hari Wage sesuai pasaran Pasar Pedan. Di luar hari pasaran itu, pintu pagar gedung tertutup.
Salah satu warga Desa Keden, Sarwono, 50, mengenang dulu bioskop di wilayah Pedan tak pernah sepi. Tak hanya dari Pedan dan sekitarnya, penonton berdatangan dari wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY yang berbatasan dengan Klaten.
“Kondisinya saat itu bioskop tak pernah sepi,” kata Sarwono saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (9/3/2022).