SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus meninggal dunia karena bunuh diri di Kabupaten Wonogiri kembali terjadi. Seorang warga berinisial SJ, 80, asal Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, ditemukan meninggal dunia dalam keadaan gantung diri.

Kasus SJ memperpanjang daftar kejadian bunuh diri di Wonogiri. Sepanjang Januari-Maret 2022, telah terjadi empat kali kasus bunuh diri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Senin (28/3/2022), mengatakan kasus bunuh diri yang dilakukan SJ diketahui kali pertama oleh SG selaku saudara SJ. Saat terbangun dari tidurnya, SG dikagetkan dengan kondisi SJ yang sudah meninggal dunia dengan gantung diri di rumahnya, Senin (28/3/2022) pukul 03.30 WIB.

Baca Juga: Diduga Depresi, Warga Sidoharjo Wonogiri Meninggal Gantung Diri

“Saat saksi SG terbangun, sudah mendapati SJ tidak ada di tempat tidur. Lalu, SG mencari keberadaan korban di rumah tetangga tetapi tetap tidak ketemu. Setelah itu, dia kembali ke rumah, sekitar pukul 04.00 WIB. SG memeriksa sekitar rumah dan mendapati SJ dalam keadaan meninggal dunia dalam posisi gantung diri. SG kemudian melapor ke Polsek Pracimantoro,” kataKepala Sub Seksi Penerangan Masyarakat Hubungan Masyarakat (Kasubsi Penmas Humas) Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, Senin.

Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan SJ merupakan warga Kecamatan Pracimantoro. Kasus bunuh diri SJ lepas dari pengawasan pemerintah dan puskesmas setempat.

“Karena sebenarnya SJ ini merantau ke Lampung. Baru tiga hari ini pulang ke rumahnya,” kata Warsito

Baca Juga: Depresi, Warga Kismantoro Wonogiri Ceburkan Diri dalam Sumur 8 Meter

Camat Pracimantoro mengatakan di wilayahnya sudah terdapat penyuluhan kesehatan jiwa yang menyasar ke berbagai desa. Setiap bulan sekali, Puskesmas berkunjung ke desa-desa.

“Selama ini, warga yang terdata dalam pengawasan Puskesmas sebagai pasien kejiwaan sudah diberi pengobatan rutin,” katanya.

Kepala UPTD Puskesmas Pracimantoro II, dr. Priska Dewi Kusuma, mengatakan program penyuluhan kesehatan jiwa menjadi agenda rutin karena masuk di anggaran bantuan operasional kesehatan (BOK). Setiap tahunnya, Puskesmas selalu melakukan validasi data untuk menghitung jumlah gangguan jiwa.

Baca Juga: Sakit Menahun, Nenek-Nenek Asal Selogiri Wonogiri Gantung Diri

“Kami bekerja sama dengan Posyandu untuk ke sekolah dan rumah warga. Tujuannya mendeteksi masalah kejiwaan sekaligus konseling,” kata dia.

Priska mengatakan angka kasus bunuh diri di Kecamatan Pracimantoro cukup tinggi. Setiap tahun dapat dipastikan muncul kasus warga yang bunuh diri.

“Dalam kasus SJ itu tak masuk dalam data Puskesmas [berbeda dengan pemuda berusia 27 tahun asal Desa Gambirmanis meninggal dunia karena bunuh diri, beberapa waktu sebelumnya],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya