SOLOPOS.COM - Suasana penghitungan suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2024 di TPS 24, Pucang Sawit, Solo, Rabu (14/2/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO – Berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat sementara dari kompilasi data yang dihimpun Solopos menunjukan pasangan calon (Paslon) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul di Soloraya dengan perolehan lebih dari 50%.

Padahal selama ini wilayah Soloraya, khususnya Kota Solo, dikenal dengan kandang banteng. Itu artinya dominasi PDIP di wilayah tersebut cukup dominan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun hasil hitung cepat sementara malah mengindikasikan sebaliknya, Prabowo-Gibran lebih unggul dari Ganjar-Mahfud yang diusung oleh PDIP.

Hal itu disampaikan oleh Peneliti Indikator Politik Indonesia, Agus Trihartono ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (14/2/2024). Dia mengatakan hasil itu tidak bisa lepas dari peran Presiden Joko Widodo.

“Ya itu bisa menunjukan keberhasilan Pak Jokowi ya karena bisa mengubah, meskipun itu kandang banteng. Tapi kan kandang banteng yang sudah ikut Jokowi ya, mungkin seperti itu, menurut kami,” kata dia.

Dia mengatakan faktor lain yakni pembagian bantuan sosial (Bansos) belakangan di wilayah Jawa Tengah juga bisa menjadi salah satu faktor.

Menurutnya secara luas tidak hanya Soloraya, Jawa Tengah juga merupakan pertaruhan yang besar bagi Jokowi dan PDIP.

“Karena di situlah bisa menunjukan siapa sebenarnya real leader, istilahnya siapa yang paling berpengaruh di situ. Selama ini kan kita anggap kandangnya atau pusatanya PDIP, yang berarti pusatnya Pak Ganjar di situ. Tapi ternyata ada pergeseran,” kata dia.

Terkait detail penyebab kenapa bisa terjadi pergeseran, menurutnya perlu dilakukan pengecekan atau kajian lebih dalam lagi. Namun menurutnya peta di Jawa Tengah sudah terjadi perubahan yang cukup signifikan.

“Jadi memang benar pertarungan sesungguhnya kan memang di Jawa Tengah kan, dan terjadi di situ ada pergeseran yang signifikan lo ya, bayangkan selisihnya kalau kita lihat data yang masuk sudah 60%, itu cukup serius hampir di 20% perbedaannya,” kata dia.

Dia kembali menegaskan menurutnya faktor Jokowi turun gunung bisa menjadi salah satu faktor dominasi paslon 02 menurut hasil hitung cepat.

Namun menurutnya bisa juga dihubungkan dengan hasil exit poll dari Indikator, yang menunjukan salah satu alasan dominan memilih 02 lantaran mau melanjutkan program dari Presiden Jokowi.

“Saya kita kalau melihat alasan itu, memang faktor keberlanjutan itu menjadi signifikan meski menempati urutan ketiga alasan memilih 02, bukan alasan pertama. Isu keberlanjutan itu ternyata bagi masyarakat lebih bisa diterima ketimbang isu setengah keberlanjutan yang diusung paslon 03,” kata dia.

Menurutnya paslon 03 memang berada posisi nanggung lantaran satu sisi menginginkan perubahan, di satu sisi juga ingin mempertahankan program dari pemerintahan Jokowi yang mana PDIP sebagai partai pemerintah.

Selain itu, dia mengatakan bisa jadi paslon 02 didukung oleh para pemilih muda. Hal ini lantaran data nasional yang dikeluarkan Indikator menunjukan pemilih Gen Z (lahir 1997-2012) mencapai 23.3%.

Sedangkan millennial (lahir 1981-1996 mencapai 35%. Hasil itu menunjukan bahwa setengah lebih dari pemilih pada Pemilu 2024 adalah generasi muda.

“Poinnya adalah Gen Z dan Milenial pasti punya kontribusi di situ. Karena hampir 60% pemilihan kita adalah gabungan dari dua itu, maka saya kira iya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya