SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Tingkat kematian neonatus atau bayi berusia di bawah 29 hari di Indonesia termasuk Soloraya masih tergolong tinggi. Persentasenya mendekati lima persen dari keseluruhan bayi lahir.

Penjelasan itu disampaikan dokter spesialis anak RS dr Oen Kandangsapi Solo, dr Moch Wildan SpA seusai memberikan materi seminar bidan Update Maternal and Neonatal Care di aula rumah sakit setempat, Sabtu (9/7/2011). “Persentasenya masih cukup tinggi, tidak sampai lima persen,” katanya. Dia menambahkan penyebabnya bisa karena peralatan persalinan yang kurang memadai.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain itu karena metode persalinan yang masih konvensional, buruknya perawatan sebelum dan sesudah persalinan. Menyikapi hal itu menurut Wildan perlu gerakan massal pembenahan dengan dikoordinasikan pemerintah. Pembenahan difokuskan pada sistem verinatal yaitu sebelum, saat dan setelah persalinan. “Tentu pemerintah memegang peran sentral dalam proses itu. Walau praktiknya perlu sokongan dari seluruh elemen masyarakat,” imbuh dia.

Wildan menjelaskan deteksi dini dan upaya merujuk pasien ke rumah sakit diharapkan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus. Faktor risiko kegawatan sebelum kehamilan seperti diabetes maternal, hipertensi kronik, riwayat kematian janin dan neonatus, ibu pengguna obat-obat bius, ibu dengan penyakit jantung-ginjal-paru-tiroid-anemia-kelaninan neurologi, serta ibu usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Sedangkan faktor risiko saat kehamilan banyak sekali seperti hipertensi, ketuban pecah dini, isoimunisasi, kehamilan ganda, juga berkurangnya gerakan janin.

Faktor risiko kegawatan juga bisa terjadi saat persalinan dan pascapersalinan. Sementara pembicara lainnya, dr Panji Raharja SpOG, menyampaikan tentang manajemen awal kedaruratan obstetri. Ada tiga penyebab utama kematian maternal yakni pendarahan, infeksi dan sepsis, serta hipertensi. Kondisi itu semakin parah dengan kurangnya pengetahuan mengenai sebab musabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan serta nifas. Juga diperburuk dengan kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, belum ratanya pelayanan kebidanan bagi ibu hamil. “Perlu pelatihan dalam penanganan kasus kegawatan bidang obstetri,” tegas dia.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya