SOLOPOS.COM - Sekretaris Disporapar Boyolali, Kariyono, saat membuka acara pelatihan dan sertifikasi MICE bagi pelaku usaha restoran dan cafe di Bungalow Selo Boyolali, Senin (24/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 50 orang pekerja rumah makan, kafe, dan restoran di Boyolali mendapatkan pelatihan dan sertifikasi Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE).

Kegiatan yang digelar Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata atau Disporapar Boyolali itu bertujuan meningkatkan daya saing para pelaku usaha wisata. Pelatihan berlangsung di Bungalow Selo mulai Senin-Rabu (24-26/7/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Disporapar Boyolali, Tutik Ryan Kustiani, mewakili Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih, menyampaikan pelatihan dan sertifikasi MICE itu diikuti 50 orang perwakilan dari usaha kafe dan restoran.

“Ada 50 orang, yang kami sasar adalah restoran dan kafe di wilayah Boyolali,” ujar dia saat ditemui wartawan di sela-sela acara, Senin. Akademisi pariwisata dan praktisi MICE dihadirkan untuk menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.

Lebih lanjut, ia menyatakan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan sertifikasi bagi pekerja maupun pelaku usaha di bidang pariwisata seperti restoran, kafe, dan rumah makan di Boyolali.

Harapannya bisa meningkatkan daya saing, memberikan manfaat, lapangan pekerjaan di bidang pariwisata, dan memberi fasilitas yang lebih baik untuk wisatawan di Boyolali.

“Harapannya dengan adanya pelatihan ini akan meningkatkan kepercayaan pelaku usaha di bidang restoran dan kafe di wilayah Boyolali. Kemudian juga bisa untuk mengembangkan lagi usahanya,” kata dia.

Terpisah, narasumber yang juga praktisi pariwisata Semarang MICE Community, Gana Wuntu, mengapresiasi Pemkab Boyolali yang mau bekerja sama dengan akademisi dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan ekonomi kreatif.

Mengangkat Daya Tarik Wisata

Menurutnya, masih banyak SDM pariwisata yang belum melaksanakan aktivitas sesuai standar. Padahal, ketika pelayanan yang diberikan sesuai standar, wisatawan akan senang berkunjung dan puas.

“Kami harap ini dapat mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan dan mengangkat daya tarik wisata Boyolali. Sebab tanpa ada fasilitas pendukung dan SDM yang berkualitas, maka destinasi pun tidak akan berkembang,” jelas Gana.

Mendorong kualitas SDM, jelas dia, dengan adanya standar kompetensi dan memiliki sertifikat kompeten di bidangnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya sertifikasi MICE bagi para pekerja dan pelaku usaha kafe dan restoran di Boyolali.

Menurutnya, sertifikasi itu bukanlah untuk meningkatkan level bintang restoran. Namun, untuk menunjukkan kemampuan kafe atau restoran di Boyolali sudah tersertifikasi dalam memberikan pelayanan yang berstandar kepada wisatawan.

“Sama dengan kalau kita mau mengemudi, kalau belum punya SIM [Surat Izin Mengemudi] dianggapnya belum bisa mengemudi,” kata dia.

Sementara itu, salah satu peserta yang mewakili restoran Lodji MaxOne Hotel Boyolali, Susanto, menyambut gembira dengan adanya pelatihan dan sertifikasi MICE bagi pekerja kafe dan restoran tersebut.

Ia mengaku antusias untuk belajar pada kesempatan tersebut dan ingin mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar kafe dan restoran bisa sesuai standar MICE.

“Hal seperti ini menurut saya sangat bagus karena nantinya dapat meningkatkan standar restoran dan pelaku usaha dapat tahu tentang sistem restoran yang baik bagaimana dan bisa memajukan restoran,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya