SOLOPOS.COM - Pemuda asal Sambi, Boyolali, penerima beasiswa dari Pemerintah Taiwan asal Boyolali, Arroyan Irsya Dulloh Pram, 22, saat berada di Taiwan, beberapa waktu lalu. (Instagram/arroyanpram)

Solopos.com, BOYOLALI — Sukses meraih beasiswa dari beberapa kampus di luar negeri tak membuat pemuda asal Demangan, Sambi, Boyolali, Arroyan Irsya Dulloh Pram, 22, besar kepala. Ia pun dengan murah hati bersedia membagikan tips bagaimana agar pemuda lain seperti dirinya bisa mendapatkan beasiswa serupa.

Seperti diketahui, Royan berhasil meraih beasiswa pendidikan D3 di Badak LNG Academy selepas SMA. Kemudian ia mengejar beasiswa lain untuk mendapat gelar S1 dan mendapatkannya dari program kerja sama pemerintan Indonesia dengan Taiwan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Lulus dari kampus teknik di Taiwan, Royan kembali mengejar beasiswa internasional dan mendapatkan kelas sertifikasi gratis dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Hal itu tak lepas dari prestasinya di bidang akademik dan pengaruhnya sebagai influencer pendidikan.

Ia menceritakan jika mengikuti course sertifikasi tersebut tanpa beasiswa, pemuda Sambi, Boyolali, itu harus mengeluarkan sekitar USD5.000 atau sekitar Rp75 juta. Namun, ia sama sekali tidak membayar sepeser pun.

“Jadi di situ saya dapat university academic honours begitu, jadi beasiswa kehormatan bagi orang-orang terpilih untuk ikut program dari MIT ini,” jelas dia saat wawancara dengan Solopos.com via Google Meet, Jumat (7/7/2023) malam.

Saat ditanya tipsnya untuk mendapatkan beasiswa, Royan pun tak pelit berbagi. Ia mengungkapkan ada tiga hal yang berpengaruh yaitu informasi, level kemampuan, dan ketahanan.

Ia menjelaskan banyak anak SMA yang bisa mengakses Internet, akan tetapi tidak dipakai secara serius untuk mencari informasi terkait beasiswa. Waktu itu, ia mencari informasi beasiswa secara serius dan mencatatnya.

Faktor kedua, jelas Royan, adalah level kemampuan diri. Pemuda asal Sambi, Boyolali, itu menyampaikan beasiswa selalu terbuka baik dalam maupun luar negeri. Tinggal pencari beasiswa yang menyiapkan level kemampuan untuk bisa mencapai beasiswa yang diinginkan.

Level Pemahaman Diri

“Kalau memang belajarnya belum bisa sampai level itu [mencari beasiswa], semisal di matematika paling masih menguasai hal dasar, itu pun enggak terlalu paham. Mau daftar beasiswa seperti apa pun kalau level pemahaman diri dan semua aspeknya masih dasar, enggak bakal satu pun masuk,” kata dia.

Selanjutnya, faktor ketiga adalah ketahanan. Seorang pencari beasiswa biasanya harus mempersiapkan banyak dokumen dan juga melaksanakan banyak. Semisal pencari beasiswa tidak tahan dan mentalnya tidak kuat maka akan merasa sangat capai.

Perjalanan mencari beasiswa juga bukan merupakan proses yang gampang, sehingga ketika tidak kuat akhirnya gagal. “Tapi kalau ternyata diri sendiri sudah mempersiapkan semuanya dan dari dulu sudah berkomitmen untuk tahan dan sabar, insyaallah bakal ada hasil yang kelihatan,” kata pemuda Sambi, Boyolali, yang getol mencari beasiswa itu.

Saat disinggung mengenai tokoh idolanya, Royan menjawab dengan mantap, BJ Habibie. Ia mengaku sangat mengagumi BJ Habibie karena keteguhannya mendalami satu bidang, yaitu pesawat, membawa Habibie menjadi ahli di bidang tersebut.

“Dulu saya kan sempat bersekolah di SMPN 1 Ngemplak, dekat dengan bandara, jika pesawat pas terbang begitu pelajaran sempat berhenti karena suaranya terlalu keras. Dari situ bertanya kok pesawat bisa terbang, dan Indonesia punya salah satu ahli yaitu Pak Habibie,” kata dia.

Sejak saat itu, Royan bertekad mendalami bidang fisika dan matematika untuk suatu saat bisa berkarier di bidang engineering. Lebih lanjut, Royan mengatakan untuk bisa magang, mengikuti sertifikasi, dan menjadi content creator kuncinya adalah disiplin waktu.

Setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00 hingga 17.00 waktu Taiwan, Royan mengikuti program magang. Kemudian, di hari yang sama pada pukul 18.00 hingga pukul 00.00 waktu Taiwan ia mengikuti program sertifikasi.

Aktif dan Serius Cari Informasi

Pada Sabtu dan Minggu, ia mengatur waktu untuk membagikan tugas. Ketika tugas telah selesai, Royan mencari waktu untuk refreshing dan healing. “Nah, kebetulan membuat konten adalah salah satu cara healing saya,” kata dia.

Royan mengatakan di sela-sela kesibukannya beraktivitas, ia sengaja tetap aktif membuat konten karena ingin berbagi informasi kepada banyak orang. Ia merasa pada waktu dia SMA, tidak banyak orang yang memberinya informasi terkait beasiswa atau tips-tips mendapatkannya.

Pemuda Sambi, Boyolali, itu bertekad akan membagikan pengalamannya di bidang pendidikan agar semakin banyak orang Indonesia yang tahu tentang pendidikan di luar negeri. “Selain itu, salah satu amal yang tidak terputus kan ilmu. Nah, semoga ini menjadi jariyah saya ketika suatu saat nanti saya tidak ada di dunia ini,” kata dia.

Sementara itu, ayah Royan, Sigit Pramono, menceritakan ia selalu memberikan yang terbaik untuk Royan sejak kecil. Sebagai seorang guru, ia juga turut membantu Royan dalam belajar.

Pram sangat bangga dengan pencapaian Royan sejauh ini. Ia menceritakan semasa awal SMP, Royan pernah menduduki ranking ketiga dari bawah. Ia menyadari Royan sangat suka bermain game online di warnet pada saat itu.

Padahal, semasa SD, anaknya justru juara di SDN 1 Demangan Sambi. Pram yang paham sebenarnya Royan memiliki potensi akademik yang besar kemudian mengarahkannya untuk membatasi bermain di warnet.

Akhirnya rangking Royan semakin meningkat. Masuk SMAN 2 Solo, Royan juga sudah langganan ikut olimpiade sejak kelas X. “Terus kuliah itu dia ikut seleksi Badak LNG Academy, saingannya itu 5.000 orang lebih dari empat kota. Royan waktu itu tesnya di Yogyakarta, saya dampingi terus. Dari 5.000 orang itu akhirnya yang terpilih hanya 17 orang, salah satunya anak saya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya