Soloraya
Minggu, 3 September 2023 - 16:38 WIB

Tips Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan, Dokter Boyolali: Fokus ke Leher

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi masyarakat awam termasuk driver ojol dan ambulans di Rumah Sakit Umi Barokah (RSUB) Boyolali, Sabtu (2/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Prinsip dari pertolongan pertama korban kecelakaan lalu lintas adalah menganggap semua punya cedera leher. Prinsip tersebut berlaku untuk korban baik yang dalam kondisi sadar maupun tidak sadar.

Dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Umi Barokah (RSUB) Boyolali, dr Denny Adriansyah, menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam acara Pelatihan Awam Pertolongan Pertama pada Henti Jantung dan Kecelakaan di rumah sakit setempat, Sabtu (2/9/2023).

Advertisement

Pelatihan itu diikuti seratusan sopir ambulans, driver ojek online, hingga masyarakat umum. Menurut dr Denny, mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama pada korban kecelakaan dapat membuat perbedaan dalam menyelamatkan nyawa seseorang.

Prosedur dasar pertolongan pertama pada korban kecelakaan yang pertama adalah memberhentikan kendaraan saat memungkinkan dan segera lapor ke pihak yang berwajib. Selain itu, panggil juga bantuan medis secepatnya di 119.

Advertisement

Prosedur dasar pertolongan pertama pada korban kecelakaan yang pertama adalah memberhentikan kendaraan saat memungkinkan dan segera lapor ke pihak yang berwajib. Selain itu, panggil juga bantuan medis secepatnya di 119.

Lalu, selamatkan diri dan korban. Dokter dari RSUB Boyolali itu mengingatkan pentingnya untuk menyelamatkan diri terlebih dahulu sebelum menyelamatkan korban kecelakaan. Setelah diri dirasa aman, langkah selanjutnya adalah memindahkan korban ke tempat yang lebih aman dengan permukaan tanah rata.

Ketika korban didapati dalam kondisi tidak sadarkan diri, kata Denny, kemungkinan besar ada cedera di bagian otak, jantung, dan paru-paru. Ia juga meminta saat proses pemindahan korban tidak dilakukan sendiri.

Advertisement

Cara Memindahkan Korban

Jika tiga orang tidak cukup, cari orang lebih banyak lagi. Orang-orang tambahan yang membantu mengangkat bagian badan dan kaki. Sedangkan orang yang memimpin pemindahan korban memegang di kepala.

Orang lain yang terlibat dalam pertolongan pertama itu mengikuti instruksi dari pemimpin yang memegang bagian kepala korban kecelakaan. Gerakan juga harus dilaksanakan secara bersama dan segaris agar tidak ada cedera tambahan.

“Prinsipnya, anggap semua korban kecelakaan punya cedera leher baik kondisinya sadar atau tidak sadar. Mengapa? Karena leher adalah jembatan saraf dari otak ke seluruh tubuh,” kata dia.

Advertisement

Ia menjelaskan posisi tangan orang yang memegang kepala yaitu jari jempolnya berada di atas bahu korban, lalu empat jarinya menyangga di bagian bawah. Kedua bagian dalam tangannya menyangga atau menjepit kepala korban agar tidak bergerak.

Penolong yang memegang bagian badan pada pemberian pertolongan pertama menyangga bagian dada/punggung hingga panggul dan menjaga agar tangan korban kecelakaan itu tidak bergerak.

“Kalau pasien sadar, kita boleh minta tangannya sedekap. Kalau tidak sadar, hati-hati. Jangan-jangan tangannya juga patah, jadi tangannya di samping saja. Jadi tangan kanan pegang punggung, tangan kiri memegang tangan [korban], Penolong bagian badan harus melihat ke arah kepala untuk melihat pusat pimpinan, ikuti instruksi,” kata dia.

Advertisement

Selanjutnya, penolong ketiga juga harus menghadap ke kepala untuk mendengarkan instruksi dari pemimpin yang memegang kepala. Tangan kanan dari penolong ketiga ini bisa menyangga bagian pantat dan tangan kiri memegang engkel kaki.

Selanjutnya, untuk bergeser pun harus mengikuti aba-aba dari pemimpin yang memegang kepala. Ketika dirasa ada luka atau patah yang berdarah, ia meminta penolong untuk menekan dan menutup bagian yang berdarah.

Ketika terdapat bagian tubuh yang lepas atau teramputasi semisal jari, bagian tersebut bisa langsung disimpan dengan benar sehingga nantinya dapat kembalikan oleh ahli bedah. “[Bagian yang teramputasi] segera saja dibungkus dengan kain bersih lalu ditaruh di dalam plastik, dibungkus rapat. Lalu di sekitarnya diberi es,” kata dia.

Dokumentasikan Posisi Korban

Sementara itu, Kanit Kamsel Satlantas Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo, dalam kegiatan tersebut menyampaikan masyarakat boleh memberikan pertolongan pertama dengan memindahkan korban kecelakaan ke tempat yang lebih aman.

Namun, ia meminta masyarakat memahami ilmu untuk memindahkan korban kecelakaan. Karena itulah, ia mengapresiasi masyarakat yang meluangkan waktu belajar tentang hal tersebut.

Di sisi lain, Budi mengingatkan pentingnya mendokumentasikan posisi korban dan menggambar posisi korban. “Jadi silakan difoto dulu sebelum dipindah, dari empat sisi. Kemudian digambar posisinya sebelum dipindah, boleh juga diberi keterangan yang posisi ini meninggal, ini korban satu, korban dua. Itu sebagai bentuk wujud tanggung jawab,” kata dia.

Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi biasanya melihat dan bertanya kepada masyarakat soal posisi korban. “Bayangkan pas ditanya posisi korban di mana tapi enggak panjenengan foto, enggak di-belat [gambar]. Terus mau jawab bagaimana?” kata dia.

Ia juga meminta masyarakat untuk selalu membawa surat-surat kendaraan, SIM, dan KTP di mana pun berada. Sehingga, ketika terjadi laka lantas, akan mempermudah identifikasi polisi.

Ia juga menyarankan masyarakat untuk menuliskan nama dan nomor telepon keluarga di dompet. “Kalau perlu di dompet tulis saja nomor keluarga yang ada di rumah. Sehingga kalau ada apa-apa, polisi tinggal menelepon nomor tersebut,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif