SOLOPOS.COM - TKI asal Dukuh Pohireng RT 024/RW 008, Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Daryanto, semasa hidup. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Pohireng RT 024/RW 008, Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Daryanto, meninggal dunia di Pahang, Malaysia, Selasa (1/8/2023). Jenazah pria 43 tahun yang meninggal dunia karena sakit itu direncanakan tiba di Sragen pada Minggu (6/8/2023).

Kajang sudah berdiri di depan rumah almarhum Daryanto di Pohireng saat wartawan bertandang ke rumahnya, Kamis (3/8/2023) siang. Istri almarhum, Ria Sumaningsih, 38, duduk lesehan beralaskan tikar ditemani tetangganya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ria menerima kabar meninggalnya sang suami pada Selasa malam lalu. Ria ingat suaminya berangkat ke Malaysia pada 2016 atau tujuh tahun lalu dan hingga kini belum pulang. Selama hampir tujuh tahun itu, Ria berkomunikasi dengan suaminya lewat ponsel. Suaminya bekerja sebagai sopir alat berat di perusahaan penebangan kayu untuk bahan tripleks.

“Sakitnya suami saya itu hampir sebulan. Suami bilang ke saya saat telepon itu sakit migrain. Kemudian saya minta berobat. Kalau sakit di kepalanya sudah mendingan akan cukur rambut. Sebelum sakit itu, dua pekan ponselnya tidak bisa dihubungi. Saat tersambung bilangnya ponselnya rusak, tetapi ternyata jatuh sakit,” ujar Ria saat berbincang dengan wartawan, Kamis siang.

Ria mengungkapkan biaya pengobatan dan pemulangan jenazah ditanggung oleh pihak perusahaan. Kondisi Daryanto  pada Kamis (27/7/2023) dikabarkan sudah kritis. Ria mengatakan kakaknya yang merawat suami selama di Malaysia. Akhirnya, pada Selasa pukul 24.00 waktu Malaysia, Daryanto meninggal dunia. Ria menerima dengan ikhlas kepergian suaminya.

Daryanto meninggalkan istri dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SD. Saat suaminya berangkat ke Malaysia, anak bungsunya baru berumur 10 bulan. “Rencana Jumat [4/8/2023] pengambilan jenazah di rumah sakit. Sabtu (5/8/2023), jenazah diterbangkan ke Jakarta. Kemudian Minggunya, jenazah tiba di Solo. Jadwal itu sudah diberitahu dari agen yang mengurus pemulangan jenazah di Malaysia,” jelas Ria.

Ria mengaku kontak terakhir dengan suami pada 26 Juli 2023 sebelum sakit. Dia merasa suaminya ingin menenangkan. Sebelum meninggal Daryanto biasa memanggilnya dengan sebutan “dik”. Tetapi pada saat itu suaminya memanggilnya dengan sebutan “sayang.”

“Sejak itu, beliau memanggil saya dengan sapaan sayangku. Padahal sebelumnya hanya menyapa Dik. Itu dua pekan sebelum dirawat di rumah sakit. Ya, seperti ingin menenangkan saya,” kata Ria sembari menangis.

Ria sudah meminta suaminya untuk pulang karena sakit. Almarhum sudah berniat pulang dan mengurus perizinan di Kantor Imigrasi. Sembari menunggu izinnya keluar, Daryanto tetap bekerja sembari mengumpulkan uang untuk pulang karena sejak 2016 sampai sekarang belum pulang. Belum sempat izinnya keluar, suaminya sudah lebih dulu meninggal.

“Pesan terakhirnya, saya diminta menjaga anak-anak dengan benar. Beliau juga ingin membelikan baju gamis untuk pengajian. Saya juga pernah bermimpi saat kondisi beliau kritis. Beliau tersenyum dan dalam tidur itu saya seperti dipeluknya. Dalam foto jenazahnya, suami saya juga tersenyum,” kata Ria sembari menunjukkan foto suaminya.

Daryanto berangkat ke Malaysia bersama empat temannya. Salah satu tetangganya yang ikut ke Malaysia lebih dulu meninggal pada 2019 karena kecelakaan kerja saat menebang pohon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya