SOLOPOS.COM - TKP pembunuhan diikuti mutilasi di Jl Ir Soekano No 36 Dukuh Ngasinan No. 36 Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo, foto diambil pada Selasa (30/5/2023) malam. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pelaku dan korban mutilasi di Sukoharjo dikenal tertutup oleh warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan. Banyak warga yang mengira TKP pembunuhan sebagai lokasi perampokan.

Hal itu terungkap saat Solopos.com menelusuri TKP yang berada di Jl. Ir. Soekano No. 36 Dukuh Ngasinan No. 36, Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo pada Selasa (30/5/2023) malam. Di tempat itu garis polisi masih di pasang di depan pintu rumah toko (ruko) yang berwarna hijau tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ruko mebel yang di timur jalan itu memiliki bangunan dua lantai. Pelaku Suyono, 50 diketahui melampiaskan dendamnya pada rekannya sendiri, Rohmadi, 51 di lantai dasar ruko tersebut pada Jumat (19/5/2023) dini hari.

Salah seorang pedagang di kawasan setempat yang hanya mau namanya diinisial W, 60, mengaku tak mengetahui kenapa ruko tersebut diberi garis polisi. Menurutnya sekitar Minggu (28/5/2023) atau Senin (29/5/2023) garis polisi tersebut telah terpasang.

W mengira lokasi tersebut menjadi TKP perampokan, hal tersebut juga dinyatakan oleh pembelinya yang mengira hal yang sama. W juga mengaku tak mengenal baik Rohmadi maupun Suyono. Sebab, berdasarkan informasi yang ia terima, pemilik ruko mebel tersebut tak memiliki karyawan.

Pelaku dan korban merupakan mantan karyawan yang sering bermain ke toko mebel tersebut. W tak mengenali keduanya lantaran mereka cukup tertutup. “Biasanya ke sini hanya membeli teh, terus dibawa masuk. Kalau sudah habis baru dikembalikan gelasnya,” ungkap W.

Kendati demikian, ia tak menampik jika keduanya sering ke ruko tersebut. Bahkan sepeda motor Honda Beat Street milik korba selalu, disebutnya, sering terparkir di depan ruko tanpa pernah dimasukkan.

TKP merupakan lokasi yang padat penduduk dan merupakan kawasan perekonomian. W mengatakan biasanya toko mebel tersebut buka hingga pukul 20.00 WIB. Sementara ia dan beberapa pedagang lainnya baru berjualan sekitar pukul 18.00 WIB.

Pada pukul 00.00 WIB dini hari, para pedagang di kawasan tersebut sudah tutup. Hal tersebut membuktikan bila Suyono telah merencanakan aksi pembunuhan tersebut, lantaran waktu yang dia pilih untuk mengeksekusi korban adalah pukul 01.00 WIB. Bahkan Suyono telah mempersiapkan pipa sebagai senjata melumpuhkan korban.

W juga menceritakan di kawasan tersebut setidaknya ada dua kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi. Ruko itu ditempati untuk berjualan mebel sejak setahun lalu. Sebelumnya digunakan untuk berjualan soto.

Tak Kenal Pelaku dan Korban

Sementara pada Rabu (31/5/2023) pagi saat Solopos.com mendatangi lagi TKP, banyak warga yang mengaku tidak mengenal pelaku maupun korban. Sejumlah toko di sekeliling kawasan tersebut tetap buka seperti biasa.

Seperti diketahui Suyono pada Minggu (28/5/2203) ditangkap polisi sekira pukul 13.00 WIB di Dukuh Widororejo, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Polisi harus melumpuhkan tersangka karena dituding melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Suyono menerima luka tembakan pada kedua kakinya.

Motif Suyono memutilasi korban lantaran bingung harus membawa jasad rekannya yang telah ia habisi itu. Ia mengaku berniat membunuh Rohmadi lantaran dendam.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, melalui Kasatreskrim, AKP Teguh Prasetyo, mengatakan pelaku sakit hati karena sering dinasihati korban lantaran pinjam sepeda motor tanpa mau mengisi bensin.

Sementara Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, mengatakan pelaku ia diancam hukuman mati. Suyono dijerat Pasal 340 atau Pasal 338 atau Pasal 339 atau Pasal 365 ayat (3) KUHP. Ini menjadi kasus mutilasi keempat di Jateng sepanjang 2023. Kasus ini juga menambah panjang daftar kasus pembunuhan di Jateng dalam periode yang sama menjadi 21.

“Ada 21 kasus pembunuhan di Jateng yang 90% berhasil kita ungkap. Ada empat kasus menonjol terkait mutilasi. Saya imbau kepada masyarakat untuk menghindari konflik-konflik intern yang menjadi modus operandi kasus mutilasi,” imbau Kapolda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya