Soloraya
Jumat, 19 Agustus 2022 - 20:16 WIB

TKW Sragen yang Meninggal di Malaysia Idap Penyakit Langka

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menurunkan jenazah TKW bernama Rianawati Mukti Sari dari ambulans ke rumah duka di wilayah Desa Jatitengah, Sukodono, Sragen, Jumat (19/8/2022). (Istimewa/Polres Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Kabar duka datang dari Dukuh Tundungan, Desa Jatitengah, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Tenaga kerja wanita (TKW) asal bukuh tersebut yang bernama Rianawati Mukti Sari, 21, meninggal di Malaysia, Rabu (17/8/2022).

Ia meninggal karena menderita anemia aplastik, penyakit fatal yang diakibatkan sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang cukup. Penyakit ini menyebabkan jumlah salah satu atau semua jenis sel darah merah menurun.

Advertisement

Kerusakan dapat hadir saat lahir atau terjadi setelah paparan radiasi, kemoterapi, bahan kimia beracun, obat tertentu, atau infeksi.

Mengutip situs alodokter.com, anemia aplastik bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang usia awal 20 tahunan dan lansia. Gejala awal anemia aplastik adalah mudah lelah, kulit pucat, sesak napas, hingga pusing. Penderita kondisi ini juga rentan terkena infeksi karena kekurangan leukosit atau sel darah putih (leukopenia).

Baca Juga: TKW Asal Sukodono Sragen Meninggal di Malaysia Saat HUT RI

Advertisement

Anemia aplastik termasuk kasus yang cukup langka di Indonesia, kurang dari 15.000 kasus/tahun.

Jenazah Rianawati telah diterima keluarga pada Jumat (19/8/2022) pukul 10.00 WIB dan sudah dimakamkan di Tempat Permakaman Umum Tundungan, Jatitengah pukul 10.30 WIB.

Menurut keterangan Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, melalui Kasi Humas, Iptu Ari Pujiantoro, Rianawati bekerja di Malaysia lewat PT Dian Perdana Yogyakarta sebagai penyalur tenaga kerja. Ia mulai bekerja di negeri jiran itu sejak 13 Maret 2019. Rianawati bekerja di estimikro elektronik, Johor.

Advertisement

Baca Juga: 54 TKI Disekap di Kamboja, 10 Orang dari Jateng

“Akhir Juli 2022, badan almarhumah terdapat bintik-bintik merah dan dirawat di rumah sakit, sempat transfusi darah. Setelah dirawat, almarhumah kembali ke asrama, namun kondisi lemas lagi dan dibawa ke rumah sakit lagi. Pada hari Rabu, 17 Agustus 2022, pukul 10.00 waktu Malaysia almarhumah dinyatakan meninggal dunia,” ujar Ari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif