SOLOPOS.COM - Personel TNI dan warga bekerja membangun jalan beton di Dusun Jegoh, Desa Rejosari, Jatisrono, Wonogiri, Rabu (20/9/2023). (Istimewa/Kodim 0728/Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Akses jalan penghubung Desa Rejosari dengan Desa Gondangsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, yang terputus selama puluhan tahun segera tersambung kembali. Hal itu berkat Program TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD ke-118 Kodim 0728/Wonogiri. 

Kepala Desa Rejosari, Surat, mengatakan program TMMD reguler ini membangun infrastruktur di beberapa lokasi di Desa Rejosari. Pelaksanaan program tersebut dimulai Rabu (20/9/2023) sampai satu bulan ke depan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Adapun sasaran pembangunan itu meliputi jalan beton sepanjang 702 meter dan lebar 3 meter di Dusun Jegoh dan jalan beton sepanjang 81 meter dan lebar 3 meter di Dusun Rejosari. 

Selain jalan Desa Rejosari-Gondangsari, TMMD Wonogiri kali ini juga menyasar pembangunan talut jalan sepanjang 72,85 meter di Dusun Rejosari. Kemudian talut jalan sepanjang 251 meter di Dusun Jegoh, dan talut jalan sepanjang 20 meter di Dusun Pencil. 

Ada pula pembangunan jembatan di tiga lokasi berbeda yaitu jembatan sepanjang 7 meter dan lebar 6 meter di Dusun Pencil, jembatan sepanjang 4 meter dan lebar 4 meter di Dusun Jegoh, dan jembatan sepanjang 9 meter dengan lebar 2 meter di Dusun Jegoh.

“Jembatan di Dusun Pencil itu sudah 20 tahun terputus, rusak. Dengan program ini nanti warga antardusun dan bisa lebih mudah aksesnya. Tidak lagi memutar sampai satu kilometer lebih,” kata Surat saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/9/2023).

Surat melanjutkan pembangunan jalan Desa Rejosari-Gondangsari itu akan berdampak pada kemudahan akses lalu lintas komoditas pertanian warga ke Jatisrono, Wonogiri. Selama ini warga desa yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani kerap terkendala akses untuk membawa hasil pertanian dari ladang atau kebun mereka.

Sumber Anggaran TMMD

“Kebanyakan di sini hasil pertaniannya jagung, singkong, dan tanaman yang tidak membutuhkan banyak air seperti padi. Hasil petanian itu banyak dijual ke pasar di Jatisrono kalau panen,” ujar dia.

Selain jalan, talut, dan jembatan, program TMMD reguler Wonogiri ini juga menangani satu rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga. Dua rumah ibadah, musala dan gereja di Dusun Pencil juga direhab. 

Adapun anggaran program TMMD reguler ke-118 pada 2023 ini mencapai Rp2,3 miliar yang bersumber dari APBD Wonogiri Rp1,628 miliar, APBD Provinsi senilai Rp231 juta, dan swadaya masyarakat Rp454 juta. 

“Ada juga pembuatan sumur dalam untuk sumber air bagi dua RT [rukun tetangga]. Sumur itu ada di Dusun Kembu. Kalau kemarau begini, walaupun tidak sampai langka, kadang mereka kesulitan air. Dengan sumber air yang baru ini. kemarau begini mereka tetap punya air bersih yang cukup,” katanya.

Komandan Kodim 0728/Wonogiri, Letkol Inf Deny Octavianto, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Minggu, mengatakan pembangunan sarana dan prasarana sumur dan jaringan distribusi air itu upaya untuk mengatasi kekurangan air bersih.

“Pengerjaannya dilakukan secara gotong royong antara Satgas TMMD dengan warga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya