Soloraya
Selasa, 5 September 2017 - 20:15 WIB

Tokoh Buddha Wonogiri Menentang Kekerasan terhadap Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah tokoh agama Buddha Wonogiri membaca pernyataan sikap mengenai tragedi kemanusiaan Rohingya, Myanmar di kampus STABN Raden Wijaya, Selasa (5/9/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Tokoh Buddha Wonogiri bersikap atas tragedi yang menimpa warga Rohingya.

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah tokoh Buddha Wonogiri mengecam aksi kekerasan dalam tragedi kemanusiaan Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Kecaman itu disampaikan melalui pernyataan sikap para tokoh Buddha di kampus Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya, Wonogiri, Selasa (5/9/2017).

Advertisement

Kegiatan itu dihadiri oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri Raden Wijaya Dr. Hesti Satyadi; Ketua Agama Budha Niciren, Parmin; Ketua Agama Budha Theravada, Sakiran; Ketua Walubi Wonogiri, Mikan; Majelis Agama Budha Wonogiri, Ketua Vihara se-Wonogiri, dan sekitar 50 umat Budha.

Setelah membacakan pernyataan sikap para pimpinan dan tokoh Buddha menandatangani kesepakatan bersama menentang segala bentuk kekerasan. Hesti Satyadi menyampaikan segenap umat Budha menyatakan keprihatinan atas kejadian di Myanmar. Dia berharap agar kebencian dan tindak kekerasan segera dihentikan.

Menurutnya, krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril yang besar bukan konflik agama, melainkan konflik sosial, politik dan kemanusiaan. “Kami mendesak pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine,” ujar dia.

Advertisement

Dia menegaskan, menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu di Myanmar ke Indonesia yang dapat menganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia. Selain itu, dia mengimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial, dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian.

“Tidak ada agama apa pun yang dapat dikaitkan dengan aksi terorisme dan kekerasan, karena aksi keji tersebut sama sekali tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Kejadian ini harus dapat menjadi pendorong bagi bersatunya umat beragama di Indonesia bahkan di seluruh dunia,” imbuh Hesti.

Ketua Wihara Dharmasasana, Citasukho Tarno, mengharapkan Pemerintah Indonesia menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman serta menjamin keamanan terhadap rumah ibadah yang berada di Indonesia.

Advertisement

Dia meminta seluruh umat beragama, khususnya umat Budha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selayaknya bersama sama menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia serta di seluruh dunia.

“Kami umat Budha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif