SOLOPOS.COM - Para tokoh politik senior Sragen bertemu di Serambi Sukowati Sragen berdiskusi tentang antipolitik dinasti, Senin (20/5/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN-Tokoh-tokoh politik senior di Kabupaten Sragen yang tergabung dalam Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS) berkumpul dan berdiskusi tentang memutus politik dinasti di Kabupaten Sragen. Diskusi diadakan di Pendapa Serambi Sukowati Sragendok, Sragen wetan, Sragen, Senin (20/5/2024).

Para tokoh politik senior itu di antaranya mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman, legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mukafi Fadli dan Fathurrohman, mantan legislator Rus Utaryono, Saiful Hidayat, Heri Kistoyo, dan Aziz Kristanto. Ada juga mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto dan tokoh organisasi kemasyarakatan seperti Eko Wijiyono, Bekti Suharto, Budi Setyo, Sri Wahono, dan seterusnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Politikus PKB Sragen Mukafi Fadli menyampaikan Gerakan Pembaharuan Sragen itu muncul dari ide Tatag Prabawanto. Dia mengatakan tokoh-tokoh yang berkumpul siang itu merupakan orang “berbahaya” bagi mereka yang tidak mau perubahan atau antikemapanan. Dia menyebut para tokoh ini berasal dari perwakilan civil society, partai politik, tokoh pemuda, sesepuh politik.

“Kenapa GPS? Karena kami berharap ada perubahan ke arah lebih baik. Politik hari ini kok ayem-ayem saja. Kondisi Sragen sekarang itu masuk sebagai kabupaten dengan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Di sisi lain indeks demokrasi Sragen semakin sulit untuk meyakini kalau terjadi anomali politik. Orang kritis dianggap subversif dan dikriminalisasi. Jadi pertemuan ini ada output dan outcome,” ujarnya.

Tokoh politik lainnya dari Sragen, Heri Kistoyo, mengatakan kegelisahan tentang adanya politik dinasti dirasakan seluruh elemen masyarakat lainnya. Dia menginginkan antipolitik dinasti itu harus ada wadahnya. Dia menyatakan dalam gerakan antipolitik dinasti itu tidak akan menyinggung partai politik.

“Harapan kami pertemuan ini bukan berhenti di pertemuan tetapi harus dibuat skema bukan membuat calon dulu. Negara ini merdeka bukan bikin tentara dulu. Kasus reformasi 1998 itu juga cukup dengan kekuatan rakyat bisa membuat perubahan,” ujarnya.

Dia menginginkan mulai hari ini ada perlawanan dan berjuang melawan politik dinasti di Sragen. Dia menyatakan menang atau kalah itu para politikus tidak berubah apa-apa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya