SOLOPOS.COM - Warga tutup Jalan Plumbon. (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Tol Solo-Semarang, aparat kepolisian bersama warga akhirnya membuka blokade jalan di Ngargosari.

Solopos.com, BOYOLALI — Aparat kepolisian bersama jajaran perangkat Desa Ampel serta koramil Ampel akhirnya membuka portal yang menghalangi akses warga Dukuh Ngasemrejo, Desa Ngargosari, Ampel, Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Polisi menjanjikan mediasi antara pemilik lahan dengan pelaksana proyek terkait status jalan tersebut. “Untuk sementara penutup jalan sudah kami buka kembali agar bisa dilewati pengguna jalan. Besok [hari ini] akan kami mediasi antara pemilik lahan dengan pelaksana proyek tol,” ujar Kapolsek Ampel, AKP Edi Sukamto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (2/1/2017).

Seperti diketahui, pembebasan lahan tol Semarang-Solo di wilayah Ampel memicu masalah sosial. Salah satunya, akses di Dukuh Ngasemrejo, Desa Ngargosari, Ampel, Boyolali, diblokade sejumlah pemilik lahan lantaran uang sewa penggunaan lahan tersebut belum dibayarkan oleh pelaksana proyek.

Hal inilah yang memicu masalah sosial. Warga dari tiga dukuh, yakni Ngasemrejo, Gumukrejo, dan Dukuh tak bisa keluar masuk lewat jalan tersebut. Permasalahan ini sangat disayangkan sejumlah warga. Banyak pelaku usaha yang kini merugi lantaran kesulitan akses.

“Uang sewa lahan tersebut berakhir Desember lalu, namun hingga kini belum diperpanjang. Jadi, sekarang sedang diupayakan mediasi,” papar Kapolsek.

Kapolsek meminta warga agar tetap berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kepolisian jika menghadapi permasalahan. Dia mengimbau agar warga tak melakukan tindakan anarkistis yang bisa memicu masalah lebih runyam.

“Koordinasikan dengan [pemerintah] desa. Saya yakin masalah ini bisa diselesaikan,” terangnya.

Sementara itu, warga yang tinggal di pinggir jalan tersebut, Eko Verianto, mengaku sangat dirugikan atas penutupan jalan itu. Tak hanya dirinya, sejumlah usaha milik warga juga sepi pembeli dan gulung tikar lantaran permasalahan tanah tersebut.

“Di sana, ada banyak usaha milik warga. Ada pedagang makanan, toko kelontong, usaha jasa, dan lain-lain. Ada tiga dukuh yang terkena imbasnya,” paparnya.

Eko melanjutkan jalan yang ditutup tersebut saat ini sudah berupa jalan layak lengkap dengan drainasenya. Meski demikian, status jalan tersebut masih milik warga setempat alias belum dibebaskan.

“Kami tak tahu, apakah status tanah itu nanti tetap sewa atau dibebaskan untuk kepentingan umum. Yang jelas, jalan sudah siap dilintasi, namun sekarang diblokade oleh pemilik tanah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya