SOLOPOS.COM - LAHAN TOL-Ruas jalan raya Kenteng-Tlatar yang bakal dilewati proyek tol Semarang-Solo, Jumat (13/4). Warga setempat khawatir pasca dilewati tol ini usaha mereka mati. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

TERANCAM SEPI -- Ruas jalan raya Kenteng-Tlatar yang bakal dilewati proyek tol Semarang-Solo, Jumat (13/4/2012). Warga setempat khawatir pasca dilewati tol ini usaha mereka mati karena lalu lintas di situ akan dialihkan ke jalan baru. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

BOYOLALI – Proyek jalan tol Semarang-Solo yang juga mengenai lahan di Dukuh Ngasemrejo, Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Boyolali, membuat khawatir warga setempat. Mereka resah jika mega proyek ini jadi usaha mereka mati. Pasalnya, jalur utama Kenteng-Tlatar yang melintasi wilayah mereka bakal menjadi jalan buntu karena diterjang tol ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Saya bingung nanti bagaimana mau jualan. Patok tol memang tak lewat warung saya tetapi di dekatnya. Secara tidak langsung warung saya tidak punya jalan. Lalu siapa yang akan membeli,” keluh salah satu penjual soto dan kare, Tarno saat ditemui wartawan di warungnya, Jumat (13/4/2012). Tarno mengatakan lalu lintas di jalan raya Kenteng-Tlatar yang ada di depan warungnya akan dialihkan melalui jalan lingkar yang berjarak 100 meter dari tempat ia tinggal. Secara otomatis, jalan di depan rumahnya menjadi jalan buntu.

Hal sama diungkapkan pedagang bensin eceran, Rumi Sri Haryati. Pasca pematokan tol yang dilakukan instansi terkait ia enggan membuka toko. Rumi pusing memikirkan nasibnya nanti jika benar tol menerjang wilayahnya. Padahal kebutuhan keluarga sedikit banyak dihasilkan dari berjualan bensin serta pulsa ini. “Saya enggak tahu nanti kalau tol sudah jadi mau bagaimana. Beberapa hari saya jadi malas berjualan karena memikirkan nasib jualan saya besok,” katanya.

Sementara itu, Ketua RW setempat, Rukimin mengakui setidaknya ada sekitar enam rumah di pinggir jalan raya yang bakal menjadi jalan buntu. Menurutnya, warganya tidak mempersoalkan ganti rugi tanah yang terkena tol. Hanya saja, mereka cemas karena takut usaha mati lantaran jalan di depan rumah menjadi jalur buntu. Usaha mereka terancam mati karena tidak ada pembeli. Dijelaskan, di wilayahnya sudah ada pematokan atau pengukuran tol beberapa waktu lalu. Namun, jalan raya Kenteng-Tlatar tidak dibuatkan underpass ataupun bypass untuk melintas. Sebagai gantinya, warga akan dibuatkan jalan melingkar yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan tol tersebut. “Kami mendukung proyek tol ini. Akan tetapi, mohon pemerintah memperhatikan nasib warga kami yang bergantung pada usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya