SOLOPOS.COM - Warga Sindon Ngemplak Boyolali menuntut kompensasi pelaksanaan proyek tol solo-kertosono (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Warga Sindon Ngemplak Boyolali menuntut kompensasi pelaksanaan proyek tol solo-kertosono (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Warga Sindon Ngemplak Boyolali menuntut kompensasi pelaksanaan proyek tol solo-kertosono (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Dukuh Lemahbang, Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, Boyolali memboikot pekerjaan proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) karena debu proyek beterbangan ke rumah warga, Selasa (1/10/2013). Mereka menuntut uang kompensasi kepada kontraktor proyek, PT Hutama Karya (HK).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah seorang warga, Suroyo, 35, ketika ditemui Solopos.com di lokasi proyek, Selasa, mengatakan debu beterbangan ke rumah warga sejak proyek dimulai sekitar sebulan lalu. Menurutnya, kontraktor seharusnya menambah air untuk menyemprot tanah agar warga tidak terganggu debu tersebut.

“Surat resmi sudah kami sampaikan kepada kontraktor. Tetapi tak ada respons. Ini sudah sebulan. Awalnya kami bersabar. Tetapi mereka tidak bisa memahami kondisi kami,” ujar dia.

Menurutnya, warga yang berada di RT 003 dan RT 004/RW 006 mengalami dampak terparah. Debu, kata dia, sangat berbahaya bagi anak kecil yang ada di sekitar lokasi proyek.

“Hari ini warga rela tak bekerja agar PT Hutama Karya memerhatikan aspirasi kami. Kalau uang kompensasi sudah dicairkan, kami akan mempersilakan proyek kembali berjalan,” kata dia.

Menurutnya, rencana menghadang truk pengangkut material untuk menguruk jalan tol gagal total. Ia menilai informasi pemboikotan telah bocor ke pihak kontraktor.

Salah seorang warga yang ikut demonstrasi, Santoso, 45, mengaku selain terganggu dengan debu dari proyek jalan tol, produksi telur bebek yang ia pelihara menurun drastis.  Jika dihitung, kata dia, jumlah telur berkurang hingga 40 persen.

“Bebek saya stres merasakan getaran dari alat berat milik kontraktor. Padahal, selain saya, masih banyak peternak lain yang merugi akibat berjalan,” jelasnya.

Sementara itu, negosiasi antara perwakilan warga dengan PT Hutama Karya dilakukan di balai desa setempat, Selasa pagi. Kades Sindon, Supardi, menengahi permasalahan antara warga dengan kontraktor.

“Saya mohon agar kontraktor memenuhi tuntutan kompensasi warga dan RT. Selain itu, tolong diupayakan bagaimana caranya agar debu tidak beterbangan ke rumah warga,” kata dia.

Perwakilan PT HK, Suhardi, akhirnya menemui warga yang ada di lokasi proyek. Ia mengatakan usulan pengajuan kompensasi dari warga akan ia sampaikan kepada pimpinan. Sementara ini, ia menyanggupi memberikan uang tali asih kepada warga pada ring pertama sebesar Rp500.000.

“Untuk warga yang berada di ring dua dan tiga, aspirasi warga akan saya sampaikan kepada pimpinan. Rabu(2/10/2013), keputusan akan saya sampaikan,” kata dia di hadapan warga yang menunggu kepastian di ruas jalan tol Soker.

Pelaksana proyek PT HK, Reyantoko, kepada Solopos.com, Selasa, mengungkapkan pihaknya tak bermaksud membuat warga terganggu. Namun, sesuai prosedur, penyiraman tanah uruk dilakukan setelah ada pengetesan per lapis tanah uruk.

“Setelah diratakan, dites. Baru kemudian disiram. Kami sudah berupaya menyiram. Tapi air memang agak terlambat,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya