SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang telah disebari batu oleh warga di Desa Sindon, Ngemplak, Boyolali, Minggu (25/4/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos/dok)

Tol Solo-Kertosono yang melintasi Desa Ngemplak Boyolali belum dioperasikan.

Solopos.com, BOYOLALI — Maraknya balapan liar di jalan tol Solo-Kertosono (Soker) meresahkan warga Desa Sindon, Ngemplak. Warga menyebar batu di jalan tol sepanjang 3 km agar tidak dijadikan lokasi balapan liar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengendara sepeda motor melintas di jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang telah disebari batu oleh warga di Desa Sindon, Ngemplak, Boyolali, Minggu (25/4/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Pengendara sepeda motor melintas di jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang telah disebari batu oleh warga di Desa Sindon, Ngemplak, Boyolali, Minggu (25/4/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Salah seorang warga Desa Sindon, Sutiem, mengatakan jalan tol Soker di wilayah Mangu, Ngesrep-Sindon-Dibal selesai dibangun akhir Desember tahun lalu. Jalan tersebut sekarang justru dijadikan lokasi balapan liar anak-anak muda dari luar Boyolali. Balapan liar hampir setiap hari terjadi mulai pukul 14.00 WIB sampai 18.00 WIB.

“Balapan liar berlangsung sampai dini hari khusunya pada hari Minggu. Kami merasa terganggu dengan maraknya balapan liar di Sindon,” ujar Sutiem saat ditemui Solopos.com di tol Soker, Minggu (25/4/2016).

Sutiem mengatakan suara bising sepeda motor selalu menganggu jemaah salat Magrib di masjid yang lokasinya tepat di pinggir jalan tol Soker.

Warga sudah pernah memperingatkan mereka agar tidak menggelar balapan liar di tol Soker tetapi mereka tidak menghiraukan peringatan warga dan justru mengejek warga. “Kami langsung menyebar batu besar di sepanjang jalan tol Soker agar tidak dijadikan lokasi balapan liar,” kata dia.

Ia mengatakan banyaknya batu besar yang disebar warga di jalan tol ternyata berhasil mengusir aksi balapan liar di tol Soker wilayah Sindon. Selain menyebar batu, warga juga menutup tiga titik pintu masuk dan keluar yang biasanya sering dimanfaatkan pembalap liar menuju ke tol Soker.

“Kami sudah pernah melaporkan maraknya balapan liar di tol Soker ke polisi. Ketika polisi datang mereka lari dan setelah polisi pergi mereka kembali menggelar balapan liar,” kata dia.

Senada diungkapkan warga lainnya, Budiman. Menurut di, sebelum tol Soker di Sindon belum selesai dibangun yang sering dijadilan lokasi balapan liar di wilayah Pandean, Ngemplak. Tol Soker di Pandean kemudian ditutup warga akibat maraknya balapan liar dan sekarang berpindah ke Sindon.

“Jalan tol Soker di Sindon sudah banyak disebar batu besar dan sekarang balapan liar bergeser di wilayah Mangu, Ngesrep, Ngemplak. Tol soker juga dijadilan tempat pesta miras dan mesum,” kata dia.

Budiman mengatakan maraknya balapan liar di tol Soker sebenarnya sudah banyak menelan korban dan luka-luka tetapi tidak membuat mereka jera. Sebagian besar yang menggelar balapan liar warga dari luar daerah dilihat dari pelat nomor kendaraan.

“Kebanyakan mereka dari Sukoharjo, Karanganyar, Yogyakarta, Semarang hingga Kendal. Mereka setiap datang secara bergerombol,” kata dia.

Dimintai konfirmasi terkait maraknya balapan liar di tol Soker, Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono melalui Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Yuna Ahadiyah tidak dapat dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya