Soloraya
Minggu, 28 Januari 2024 - 16:18 WIB

Tolak Bala, Umat Klenteng Tien Kok Sie Solo Jalani Ritual Pao Oen Jelang Imlek

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat Konghucu melepaskan burung pipit pada Upacara Pao Oen di Kelenteng Tien Kok Soe, Solo, Minggu (28/1/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO– Umat di Klenteng Tien Kok Sie menjalani rangkaian Imlek 2024 dengan melakukan tradisi Pao Oen selama dua hari, Sabtu-Minggu (27-28/1/2024). Sebanyak 888 burung pipit dan 888 ikan dilepasliarkan.

Pao Oen adalah ritual penolak bala dan memohon pengampunan yang diikuti umat Konghucu, Buddha, dan Taoisme. Ritual ini mirip dengan ruwatan dalam tradisi Jawa.

Advertisement

Pao Oen dimulai dengan doa bersama yang dipimpin rohaniwan agama Budha Bhikkhu dari Ampel, Boyolali, Sabtu pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB. Acara dilanjutkan dengan rangkaian doa bersama, Minggu (28/1/2024).

Doa bersama umat Klenteng Tien Kok Sie dilanjutkan pukul 05.00 WIB, pukul 07.30 WIB, dan pukul 09.00 WIB. Kemudian Pao Oen dilanjutkan dengan pelepasan 888 ekor burung pipit di depan Klenteng Tien Kok Sie, Solo. Klenteng Tien Kok Sie juga melepasliarkan 888 ekor ikan.

Selain Klenteng Tien Kok Sie, ada sejumlah umat melepas burung dan ikan. Mereka melepas burung dan ikan dengan jumlah sesuai usia dan ditambah satu ekor. Misalkan seorang umat Konghucu berusia 25 tahun melepas 26 ekor burung.

Advertisement

Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya, menjelaskan orang keturunan Tionghoa yang memiliki shio bertentangan dengan shio Naga Kayu melepaskan liarkan makhluk hidup.

“Melepas burung dan ikan harapannya mendapatkan karma baik. Burung dan ikan biasanya dipelihara dengan tidak bebas, begitu dilepaskan menjadi bebas,” kata dia ditemui di sela-sela acara.

Setelah melepas burung, umat kembali untuk berdoa bersama sebelum mengikuti siraman dan potong rambut pukul 11.30 WIB. Rambut dipotong sedikit lalu dilarung di Bengawan Solo.

Advertisement

Sumantri menjelaskan tujuan memotong rambut untuk membuang sial. Pengurus Klenteng Tien Kok Sie mencatat ada hampir 1.000 nama umat yang mengikuti ritual Pao Oen. Namun yang hadir hanya sebagian. Mereka hanya menitipkan nama lalu dibacakan para Bhikkhu dengan doa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif