Soloraya
Selasa, 30 November 2021 - 10:30 WIB

Tolak Hadiah Sepeda Bupati Sragen, Siswa SD Justru Minta Bus Remote

Tri Rahayu  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati berdialog dengan seorang siswa Kelas I yang sudah divakin di SDN 15 Sragen, Selasa (30/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Seorang siswa SD menolak hadiah sepeda yang ditawarkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan memilih hadiah bus remote dengan spesifikasi khusus.

Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN 15 Sragen dan SDN 1 Sragen dipantau langsung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Selasa (30/11/2021). Sejumlah siswa ada yang menangis tetapi lebih banyak yang tidak takut vaksin.

Advertisement

Dari sekian banyak siswa Kelas I yang disasar vaksin, ada satu anak yang menangis saat divaksin karena takut dan merasa sakit saat disuntik. Alfin A. W., Siswa Kelas II SDN 15 Sragen, masih sesenggukan saat ditenangkan gurunya.

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Mundur, Ini Kata Dinkes Sukoharjo

Advertisement

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Mundur, Ini Kata Dinkes Sukoharjo

Yuni, sapaan akrab Bupati, mencoba membantu menenangkan Alfin. Yuni mencoba menenangkan Alfin dengan iming-iming hadiah. Yuni menawarkan hadiah sepeda tapi ditolak Alfin. Yuni menawarkan sepatu baru juga ditolak Alfin.

“Lalu kamu mau minta apa?” tanya Yuni. “Mau bus remot!” jawab Alfin sambil terisak.

Advertisement

Baca Juga: Siap-Siap, 43.251 Siswa SD/MI di Sragen Disasar Vaksin BIAS

Kabag Umum dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Aris Tri Hartanto mencoba mengonfirmasi permintaan Alfin yang tinggal di Mageru, Sragen Tengah. Ternyata bus remot yang diminta Alfin khusus, yakni bus yang terbuat dari kayu, bus tingkat, beroda enam, ada lampu, dan remote controller.

Aris pun terkejut dengan spesifikasi yang diminta Alfin. Ia sempat bingung mencari pengrajin bus itu dimana? Ia sedikit lega ketika mendengar ada warga Tangen yang bisa memproduksi mainan itu.

Advertisement

Ia pun meminta bantuan rekan di Kecamatan Tangen untuk berburu pengrajin bus mainan itu. Bupati juga sempat berdialog dengan para siswa Kelas I SDN 15 Sragen.

Baca Juga: Vaksinasi VR untuk Siswa SD di Solo Ditarget Selesai Sebulan

Ia menanyai sejumlah siswa tentang vaksin Campak yang sudah divaksin. Saat Yuni bertanya berani untuk vaksin lagi? Anak-anak pun kompak menjawab, “Berani,” dengan suara lantang.

Advertisement

“Bulan depan vaksin lagi, loh? Sebulan lagi vaksin lagi, berani?” tanya Yuni. Lagi-lagi anak-anak Kelas I itu menjawab dengan jawaban yang sama dan tanpa beban. Semangat anak-anak dan pengetahuan mereka tentang vaksin itu membuat bangga Yuni.

Seoang siswi Kelas I, Nafi’ah, asal Ngoncol, Nglorog, mengaku tidak takut divaksin karena tidak sakit. Sejak dari rumah, Nafi’ah sudah diberitahu ibunya bila di sekolah ada vaksin dan tidak perlu takut.

Baca Juga: Waduh, Vaksin Untuk Imunisasi Anak di Wonogiri Mulai Langka, Termasuk Polio dan Rubella

“Rasanya seperti digigit semut. Saya pernah digit semut merah, sakit. Daripada disuntik lebih sakit digigit semut merah,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com.

Siswi lainnya, Yasmin, pun merasakan hal yang sama dengan Nafi’ah. Ia sudah diberitahu ayahnya bila di sekolah ada vaksin. “Divaksin biar sehat. Enggak sakit. Rasanya seperti digigit semut,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif