SOLOPOS.COM - Salah satu umat Hindu, I Ketut Sukarda, sembahyang di Pura Indraprasta, Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (22/3/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Umat Hindu di Pura Indraprasta, Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo menjalani catur bratha penyepian dalam rangka hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 terpantau berjalan baik, kondusif.

Demikian umat Islam setempat juga menjalani rangkaian kegiatan menjelang Ramadan 2023 dengan saling menghormati.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Solopos.com berkunjung ke Kampung Mutihan melalui Jl Transito, Solo, menjelang pukul 12.00 WIB. Di tengah perjalanan tampak sejumlah jemaah Masjid Mujahidin yang mempersiapkan masjid mereka untuk Ramadan 2023.

Mereka membersihkan masjid, mengecek pengeras suara, mengecat ulang perlengkapan masjid. Masjid itu telah direnovasi dengan memperlebar ruangan selama tiga bulan terakhir. Pekerjaan itu ditargetkan rampung pada ibadah tarawih pertama.

Menyusuri gang Tribusono sampai ujang jalan, Solopos.com sampai Pura Indraprasta yang sedang dijaga dua personel Linmas Sondakan, Bhabinkamtibmas Sondakan, dan Babinsa Sondakan.

Rupanya ada dua orang yang melakukan catur bratha penyepian sampai Kamis (23/3/2023) 06.00 WIB. Umat itu adalah I Ketut Sukarda, 59 dan Putu Eri Wirasatia, 54. Melakukan catur bratha penyepian di Pura Indraprasta merupakan kebiasaan Ketut setiap tahun.

Ketut mengenakan sarung hijau, kemeja putih, sampur merah, serta kembang merah kuning di telinga kanan. Dia melakukan sembahyang pukul 12.00 WIB. Umat Hindu melakukan sembahyang tiga kali sehari, yakni pagi, siang, dan sore.

Kedua anak Ketut melakukan catur bratha penyepian di perantauan di Jakarta. Ketut melakukan catur bratha penyepian, yakni amati geni, amati karya, amati lelungan, dan amati lelanguan. Dia puasa hari itu sampai Kamis.

“Kami berupaya maksimal refleksikan kekurangan, segala macam refleksi untuk ke depan dengan memperbaiki yang kurang pas,” kata warga Kecamatan Colomadu kepada Solopos.com.

Sementara itu, Putu tengah mengumpulkan kain poleng atau kotak-kotak yang pernah dipasang untuk sejumlah pohon di kawasan Balai Kota Solo dan Jl Jenderal Sudirman. Dia akan menyimpan kain itu untuk kegiatan rangkaian Nyepi 2024 di sela-sela catur bratha penyepian  siang itu.

Kain poleng bermakna kesimbangan di mana pohon telah memberikan oksigen serta manfaat yang lain bagi kehidupan. Umat Hindu menghias pohon dengan kain poleng waktu Nyepi sebagai bentuk wujud terimakasih.

Berbeda dengan Ketut yang setiap tahun melakukan catur bratha penyepian di Pura Indraprasta, Putu baru kali pertama melakukannya. Biasanya dia melakukan catur bratha di rumahnya di Baki, Sukoharjo, bersama empat orang anaknya dan istrinya.

“Biasanya di rumah tapi di Solo agak berbeda lah. Saya menjadi petugas Pura di sini,” kata Putu yang merupakan dosen.

Dia memaknai Nyepi kali ini dengan penyucian atau melakukan introspeksi diri selama satu tahun terakhir. Dia menilai apakah perilaku yang telah dilakukan sudah benar/baik. Intropeksi diri bisa dilakukan setiap hari, namun catur bratha pada Hari Nyepi menjadi momentum yang pas.

“Saya rasa setiap orang punya cara yang berbeda-beda. Seperti di Bali tetap melakukan sembahyang, ada yang gak puasa, saya sendiri tidak puasa. Namun kebanyakan  umat puasa, ada yang puasa setengah hari,” ujarnya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Solo AKP (Pur) Ida Bagus Komang Suarnawa menjelaskan ada sekitar 350 umat Hindu di Kota Solo. Umumnya umat Hindu menjalani catur bratha penyepian di rumah. Hanya sebagian kecil di Pura Indraprasta.

jelang ramadan 2023
Jemaah menyiapkan Masjid Mujahidin untuk Ramadan 2023 di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (22/3/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Petugas Humas Masjid Mujahidin, Paryanto, menjelaskan Kampung Mutihan memiliki masyarakat yang majemuk atau ada enam penganut agama di Indonesia di Kampung Mutihan. Mayoritas umat di Pura Indraprasta merupakan warga luar Sondakan.

“Di sini merupakan masyarakat majemuk, masyarakat kepercayaan komplit. Saling toleransi dan guyub rukun,” ujarnya.

Dia mengatakan jemaah Masjid Mujahidin melakukan kegiatan keagamaan menjelang Ramadan 2023 dengan pentas Hadrah, Selasa malam. Sementara umat Hindu melakukan mecaru sebelum catur bratha penyepian. Kedua umat berpapasan di persimpangan waktu itu.

Menurut dia, ada tujuh masjid maupun langgar serta satu pura di Kampung Mutihan. Kampung setempat sudah dicanangkan menjadi Kampung Pancasila oleh Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya