SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Peternak sapi di Karanganyar terancam merugi. Pasalnya sejak tiga bulan terakhir para peternak sapi tidak memiliki pemasukan. Mereka justru tombok untuk membeli pakan sapi, membayar tenaga dan sebagainya. Apalagi, hal itu diperparah dengan anjloknya harga sapi lokal di pasaran.

Ketua kelompok petani peternak sapi Ngudi Makmur, Karanganyar, Mulyadi, mengatakan kemungkinan peternak baru mendapatkan untung dari penjualan sapi, empat bulan lagi. Sebab, selama empat bulan ke depan, stok daging sapi sudah terjamin dari daging impor. “Pemerintah silakan ambil daging dari mana saja. Kalau bisa, petani dalam negeri jangan sampai diperlakukan seperti ini. Menghentikan impor tapi tidak disertai dengan memberdayakan sapi lokal,” ungkap Mulyadi di Kampung Sapi, Jungke, Karanganyar, Senin (13/6/2011).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Akibatnya, imbuh Mulyadi, peternak banyak yang lesu dan tidak bergairah menjual sapi kembali. Para peternak tidak berani menggemukkan sapi karena permintaan dari pasar tidak bisa menjangkau. Mereka hanya mempertahankan agar sapi-sapi mereka bisa hidup sebab mereka sudah rugi tenaga, modal dan pakan. Sapi hanya diberi makan seadanya dan tak makan secara istimewa. Jika diberi makan istimewa, saat sapi dijual, tidak bisa menutup modal.

Menurut Mulyadi, biaya operasional seekor sapi Rp 210.000 per bulan. Padahal setiap peternak memiliki tiga sampai empat sapi. Kalaupun ada kenaikan harga, paling hanya lima persen. Pihaknya optimistis saat Idul Fitri maupun Idul Adha, ada kenaikan harga. Tapi, hal itu juga sama sekali tidak bisa menutup biaya operasional, apalagi untung. “Jika kenaikan harga harus menunggu sampai empat bulan ke depan, itu pun tidak bisa menutup semua biayanya,” jelas Mulyadi.

Satu indukan sapi dulu seharga Rp 9 juta, sekarang hanya laku Rp 6,5 juta. Seekor pejantan dulu Rp 10 juta, kini Rp 7 juta. Setiap ada rapat di kabupaten maupun provinsi, kata Mulyadi, jawabannya saat ini peternakan sedang kena pagebluk atau musibah alam.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar, Muhammad Hatta, mengatakan turunnya harga daging sapi di pasaran memang tidak bisa dihindari. Kendati demikian, pihaknya mengimbau petani peternak untuk tetap menjaga kesehatan ternak agar saat harganya naik, sapi siap dijual. “Penyakit yang biasa menyerang ternak adalah cacingan,” katanya.

fas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya