SOLOPOS.COM - Kepala SDIT Hidayah Ngawen, Ahmadi, menunjukkan pupuk organik cair yang diproduksi siswa saat gelar karya di halaman Pendapa Pemkab Klaten, 16 Mei 2023. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — SDIT Hidayah Ngawen menggulirkan Program Peduli Lingkungan dengan memproduksi pupuk cair. Pembuatan pupuk dilakukan dengan mengolah sampah sisa makanan yang sebelumnya tak terolah.

Kepala SDIT Hidayah Ngawen, Ahmadi, menjelaskan proyek pembuatan pupuk cair itu sudah dilakukan siswa selama satu tahun terakhir. Pembuatan pupuk bernama 5 Sun menggunakan ember tumpuk yang dibuat siswa kelas V didampingi guru.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada puluhan ember tumpuk yang sudah dibikin siswa dan diletakkan pada tempat khusus. Setelah melalui proses fermentasi selama sebulan, limbah organik menjadi lindi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair.

“Sudah diaplikasikan dan menyuburkan tanaman yang ada di sekolah,” kata Ahmadi saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (17/7/2023) malam.

Ahmadi menjelaskan pembuatan pupuk cair itu bermula dari persoalan sampah organik yang diproduksi siswa setiap harinya.

“Sekolah kami sampai sore dan pada siang hari itu ada makan siang. Biasanya ada sisa makanan yang selama ini tidak terolah. Selama ini hanya dibuang. Berangkat dari itu, kemudian kami konsentrasi untuk mengatasi persoalan limbah sisa makanan,” kata Ahmadi.

Selain sampah sisa makanan, siswa di sekolah setempat mengolah sampah daun. Sampah-sampah itu diolah hingga menjadi pupuk dan diberi nama Kokepat.

“Untuk pembuatan pupuk organik cair dilakukan siswa kelas V. Sementara, Kokepat dilakukan siswa kelas IV. Untuk kelas I dan II mengolah anorganik dari satu lingkup gerakan Go Green sekolah,” jelas dia.

Ahmadi mengatakan siswa juga menyiapkan tanaman yang kemudian ditempatkan pada pot-pot kecil untuk penghijauan lingkungan sekolah. Tanaman-tanaman itu yang kemudian diberikan pupuk yang dibuat siswa.

Kegiatan kepedulian lingkungan itu menjadi salah satu implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Selain menjadi solusi permasalahan sampah yang diproduksi, gerakan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan karakter 515 siswa SDIT Hidayah Ngawen untuk semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya