SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR--Pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu di Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar masih menemui jalan buntu.

Program yang direncanakan bakal dioperasionalkan tahun ini tersebut masih menunggu rekomendasi pencairan dana dari Koordinator Kota (Korkot) Karanganyar.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Program TPS Terpadu tersebut merupakan program pengolahan sampah dari warga Buran menjadi pupuk dan biogas yang akan dimanfaatkan warga setempat. Program yang mulai dilaksanakan pada 2011 silam dinilai siap digunakan tahun ini. Program yang dilaksanakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Lancar tersebut menggunakan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM dan swadaya masyarakat Desa Buran.

Kepala Desa (kades) Buran, Kuncung Sutarno, kepada Solopos.com, akhir pekan kemarin mengatakan bangunan sudah memasuki tahap 90% selesai. Bahkan pengurus program sudah terbentuk dan tersedia sarana listrik dan sumur di lokasi.
Hanya saja belum tersedia mesin yang akan digunakan untuk mengolah sampah. Mesin tersebut sudah dipesan namun sampai saat ini belum bisa diambil.  Pasalnya, dana belum bisa dicairkan lantaran belum keluar rekomendasi pencairan dari Korkot Karanganyar.

Tarno, panggilan akrab kades tersebut, optimistis program bakal berjalan lancar. Nantinya, lanjut Tarno, akan ada petugas yang setiap hari mengambil sampah dari rumah warga dengan gerobak sampah. Program itu bakal dilaksanakan sendiri oleh warga Desa Buran.

Sebelumnya, mereka telah melakukan studi banding ke Jogja dan Malang terkait proses dan manajemen pengolahan sampah. Selain itu, warga telah menerima pelatihan mengenai teori maupun praktek pengolahan sampah yang telah dilaksanakan beberapa kali.

Pesan Mesin

Sementara, menurut pengelola program TPS Terpadu, Sunardi, mesin tersebut sudah di pesan di salah satu perusahaan di Solo. Mesin tersebut dianggarkan dana senilai Rp25 juta. Mesin tersebut diyakini mampu mengolah sampah dari satu desa. Nantinya proses pengolahan sampah menjadi biogas bakal memakan waktu dua pekan.

“Nanti bisa dikasih pengurai dari tomat busuk atau pepaya busuk,” terang Sunardi kepada Solopos.com.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, bangunan yang terletak di Dusun Nglinggo tersebut terbagi menjadi tiga bangunan. Bangunan utama terletak di depan yang terdiri atas beberapa ruang untuk pengolahan sampah. Di tengah bangunan terdapat tumpukan kotoran hewan yang masih mentah dan tumpukan yang telah diolah.

Sementara dua bangunan lainnya terletak di belakang yang terdiri atas beberapa kotak kolam. Bangunan kosong yang terletak di pinggiran sawah tersebut sudah tersedia fasilitas listrik namun belum memiliki pintu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya