SOLOPOS.COM - Sebuah batu nisan R. Mangunardjo yang bertuliskan 1884 masih terlihat di dalam kompleks Permakaman Umum SI di wilayah Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Komunitas Stedoe)

Solopos.com, SRAGEN — Tempat Permakaman Umum (TPU) Syariat Islam (SI) di Jl. Sukowati, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, diyakini menjadi TPU tertua di Kabupaten Sragen. Usianya dipercaya sekitar 178 tahun.

Patokannya adalah keberadaan makam R. Mangunardjo yang pada batu nisannya tertulis angka 1844. R Mangunardjo konon orang pertama yang dimakamkan di TPU SI. Selain tertua, TPU SI juga menjadi permakaman umum terluas kedua dengan luas 19.990 meter persegi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun menurut keterangan yang lain, makam ini didirikan oleh pemilik Pabrik Gulo Mojo, Sragen, Wilibald Dagobert Van Nispen, yang memimpin pada 1928 sampai 1929.

Terlepas dari mana yang benar, ada sejarah unik di balik keberadaan TPU SI. TPU ini ternyata dulunya merupakan bagian makam yang dibagi berdasarkan ras.

Berdasarkan dokumen sejarah Kelurahan Sragen Wetan yang diterima Solopos.com, Selasa (24/5/2022),  pembangunan Makam SI merupakan ide Wilibald Dagobert Van Nispen.

Oleh Wilibald, makam ini dibagi menjadi tiga berdasarkan ras. Yakni, makam SI untuk pribumi, makam khusus keturunan Tionghoa, dan makam khusus keturunan Belanda atau kerkhof.

Kompleks pemakaman kuno bong yang khusus untuk keturunan Tionghoa membentang dari kawasan SMAN 1 Sragen sampai GOR Diponegoro ke selatan. Sementara TPU SI masih sama dengan lokasi sekarang.

Baca Juga: Sumeni, Mata-Mata Sragen Legendaris Penakluk Tentara Belanda

Makam kerkhof serta bong kemudian dipindahkan di era 1980-an. Sebagian makam keturunan Tionghoa dipindahkan ke Gunung Banyak di Ketelan, Tangen, Sragen.

Sementara keberadaan makam SI tetap dipertahankan dan kini dikelola Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen.

Adapun TPU SI memiliki daya tampung sekitar 5.000 badan. Keterisiannya kini sudah mencapai 90 persen.

TPU Syariat Islam Sragen
Pintu masuk tempat pemakaman umum Syariat Islam di persimpangan Jl. Sukowati dan Jl. Kapten P. Tandean, Sragen, Selasa (24/5/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Juru Kunci TPU SI, Suprapto, mengatakan kompleks pemakaman keturunan Belanda alias kerkhof ada di Bekas SPBU sampai SMAN 1 Sragen. Sementara makam keturunan Tionghoa di lokasi yang kini jadi GOR Diponegoro.

Baca Juga: Makam Pangeran Sukowati Sragen akan Dijadikan Wisata Religi dan Edukasi

Lurah Sragen Wetan, Tetuko Andri Setyawan, menjelaskan ada tokoh Sragen yang dimakamkan di TPU SI. Mereka di antaranya  Bupati ke-8 Sragen, M. Mustajab yang dimakamkan 25 Juni 1977.

Kemudian Bupati ke-9 Sragen, Wiryo Suprapto, yang dimakamkan pada 5 Agustus 1989. Dan Mantan Ketua DPRD Sragen, Subono, yang dimakamkan pada 2002.

“Dulu ini merupakan makam Syariat Islam lalu dikelola oleh Pemkab Sragen. Kemudian menjadi tempat pemakaman umum,” jelasnya.

TPU SI menjadi lokasi ziarah rutin Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sragen setiap peringatan hari jadi Sragen, seperti yang dilakukan pada Selasa (24/5/2022). Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan ziarah ini merupakan tradisi tahunan menjelang Hari Jadi Sragen.

Tak Yakin

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Johny Adhi Aryawan,  belum memastikan Permakaman SI yang  tertua di Sragen. Akan tetapi, makam tersebut sudah ada sejak 1844.

“Makam R. Mangunardjo itu tertera 1844. Makam itu dipugar oleh keluarganya pada 1940-an. Kami belum bertemu ahli warisnya. Kemungkinan R. Mangunardjo itu seorang ulama karena pada peta lama Permakaman SI itu ada simbol permakaman muslim,” ujarnya, Kamis (14/7/2022).

Johny menerangkan dalam Facebook Komunitas Stedoe (Sragen Tempo Doeloe) pernah mengulas tentang Permakaman SI. Ada yang menyebut SI itu berasal dari Syarikat Islam. Saat Stedoe menelusuri sejarahnya tidak ditemukan bekas struktur bangunan di dalam kompleks permakaman SI. Sementara juru kunci juga tidak dapat memberi informasi yang meyakinkan.

Dia menjelaskan ada juga yang menyebut SI itu Sarean Islam. Dia menduga R. Mangunardjo itu bisa jadi memiliki benang merah dengan keberadaan Kantor Syarikat Islam (SI) berdasarkan perbincangan dengan sesepuh setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya